ari ini aku ingin membakar hatiku, Din, meraba-raba senyum yang tak kukenali, mengahayati peran pada makna logis yang kadang magis. Inikah rasa cinta yang lugas itu. Akan tetapi, mengapa aku cuma bergerak di tengah badai kerinduaan antara lagu dan barisan foto wajahmu. Hari yang cerah membutakan lagi mataku dengan segumpal rindu tak bertuan. Barangkali, hanya ini pesan yang tersirat secara gamblang yang nampak diantara sederet redam, yang aku pun tak tahu maksud dan itikadnya ?
“ Din, Aku juga tak tahu, mengapa perasaan ini begitu memenjara.”
KEMBALI KE ARTIKEL