Yang terhormat, Kanjeng Patih Agung Sebenua;
Yang terhormat, Kanjeng Tumenggung Agung Senusa;
... dst.
Tidak sekali dua kali saya mendapati kultistis (kuliah kritis gratis) yang menyalahkan rangkaian sapaan dalam pembuka pidato seperti itu. Di mana salahnya? Itu, lho, penyebutan "yang terhormat" secara berulang-ulang. Kenapa salah? Awalan ter- dimaknai "paling". Logikanya, yang paling itu selalu hanya satu di antara sekumpulan objek.
Indonesia adalah negara terkaya di Asia.
Jika pernyataan itu benar, Cina adalah negara terkaya di Asia menjadi salah. Cina mungkin memang kaya, tetapi tidak sekaya Indonesia. Semua negara di Asia boleh mengaku atau dibilang kaya, tetapi satu-satunya yang terkaya hanya Indonesia.
Analogi demikian itu yang dipakai sebagai dasar untuk menyalahkan sapaan pada baris ke-2 dst. pada contoh pembuka pidato di atas. Hobi menggugat saya lalu kumat. Betulkah ter- pada yang terhormat itu bermakna paling? Jika betul, berarti yang terhormat = yang paling hormat. Ini mengambil makna ter- yang melekat pada kata sifat (adjektiva). Sedangkan kata hormat di dalam KBBI diartikan sebagai berikut.