Mohon tunggu...
KOMENTAR
Money

D.O.A | Dream.Optimistic.Action

7 Januari 2015   20:37 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:37 31 0
Tahun 2015 adalah tahun penuh peluang dan tantangan. Menjelang ASEAN Economic Community pada Desember 2015. Bagi gue ada berbagai peluang yang bisa diambil, sekaligus tantangan yang harus dihadapi. Peluang yaitu pasar ASEAN yang sangat besar, dengan populasi sekitar 600 juta jiwa. Elu bisa bayangin that's a huge market... Namun tantangan juga ga kalah mantappp... Elu harus mampu berkompetisi dengan pelaku ekonomi di ASEAN.

Engga cuma empunya bisnis loh ya, tapi orang-orang kerja, pegawai-pegawai kantoran, profesional-profesional, harus siap berkompetisi dengan tetangga se-ASEAN. Siap ga siap, harus siap! Mau ga mau, harus mau! Sadis banget ya hahahahaha...

Ya namanya perubahan dunia sekarang udah amat sangat cepat sekali, mau bilang apa? Woles aja mas bro, mbak sis...

Sekarang tuh, pada banyak-banyak ber-DOA aja. Dream Optimistic Action. Miliki impian, cita-cita, tujuan, atau apa lah namanya. Bersikap optimis bahwa mampu mencapai dan mewujudkan. Dan jangan lupa tindakan eksekusinya.

Singkat cerita nih ya. Gue memiliki bisnis kecil. Gue mencoba mengadopsi filosofi tersebut. Dan gue tau belum tentu berhasil hahahahaha...

Terus kalo belum tentu berhasil berarti ga optimis dong gue? No!

Optimis bukan berarti gue bakalan berhasil 100%. Optimis adalah soal keberanian gue melakukan action untuk mewujudkan dream. Yes keberanian! Elu-elu pada gue jamin pasti banyak impian. Tapi boro-boro mau action, berani aja kaga kaliiiii hahahahaha...

Soal berhasil atau gagal itu urusan belakangan mas bro, mbak sis. Terus kalo gagal gimana? Ya coba lagi. Kalo gagal lagi? Ya coba lagi. Sampe kapan coba terus? Sampe nama elu tertulis di batu nisan hahahahaha...

Oke balik lagi soal kompetisi ASEAN Economic Community. Elu-elu pada tau ga, bahwa potensi ekonomi Indonesia sangat oke. Prediksi pada tahun 2020 dari total populasi 300 juta orang, sekitar 100 juta orang merupakan kelas menengah atas.

Dan persentase entrepreneur di Indonesia sangat rendah sekali. Ga sampe 2% dari total populasi penduduk Indonesia. Artinya apa mas bro, mbak sis? Artinya permintaan konsumsi masyarakat ga bisa terpenuhi secara domestik. Banyak sekali produk-produk luar negeri yang akan masuk ke Indonesia, untuk memenuhi konsumsi masyarakat dari ujung kaki sampe ujung rambut.

Gue cuma berharap anak-anak muda Indonesia berani menumbuhkan bibit-bibit entrepreneurship di tanah air. Yang paling gampang dan simple bisa mencoba bisnis online. Liat prediksi potensi e-commerce di Indonesia tahun 2015 ini menurut kementerian perdagangan, USD 10 milyar! Kalo di-rupiah-kan sekitar Rp 120 trilyun. Dan akan terus bertumbuh terus.

There is a lot of money man!

Ayoo garap, raih, dan nikmati potensi ini. Apalagi kalo bisa merebut pasar ASEAN hahahahaha...

Gue ga nyesel walaupun gagal. Karena gue udah coba. Ini ceritaku, mana ceritamu?

"The biggest risk is not taking any risk" ~ Mark Zuckerberg

TH 07012015

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun