“Kita tengah bekerjasama dengan PTPN XI untuk mengembangkan tebu transgenik Univeristas Jember, jika semua pengurusan ijinnya telah selesai, maka saya perkirakan tebu transgenik rendemen tinggi bisa mulai ditanam atau dikomersialkan dua tahun lagi,” jelasnya. Menurut Prof. Dr. Bambang Sugiharto, sebelum dikomersialkan tanaman transgenik wajib mendapatkan sertifikasi keamanan lingkungan, keamanan pangan dan keamanan pakan dari Kementerian Lingkungan Hidup, Badan Pengawasan Obat dan Makanan dan Kementerian Pertanian.
Selain penelitian tanaman tebu, para peneliti di kampus Tegalboto juga tengah meneliti tanaman melinjo seperti yang tengah dikerjakan oleh Dr. Tri Agus Siswoyo dari Fakultas Pertanian. Melinjo yang dikenal sebagai camilan yang enak tetapi menjadi pantangan bagi penderita asam urat, padahal dari penelitian melinjo memiliki zat antioksidan yang tinggi. Melalui penelitian rekayasa genetika yang tengah dikerjakan oleh Dr. Tri Agus Siswoyo, diharapkan menghasilkan penemuan melinjo yang aman dikomsumsi termasuk bagi penderita asam urat.
Untuk mewadahi dan mengembangkan penelitian di bidang rekayasa genetika, Universitas Jember tengah menyiapkan sebuah lembaga yakni Center for Development of Advanced Science and Technology (C-DAST). “Universitas Jember memiliki pakar dalam bidang rekayasa genetika, khususnya dalam bidang bioteknologi tanaman. Kita juga sudah menjalin kerjasama dengan beberapa pihak di Korea Selatan dan Jepang dalam bidang bio teknologi. Lembaga C-DAST diharapkan nantinya menjadi center of exellence di bidang rekayasa genetika,” tutur Prof. Dr. Bambang Sugiharto. (iim)
Sumber : www.unej.ac.id
Tags:gula indonesia, gula tebu, gula transgenik, pabrik gula, rekayasa genetika, tanaman transgenik, tebu rendemen, tebu transgenik, tebu transgenik unej, tebu transgenik universitas jember, teknologi rekayasa genetika