Dari ekonomi susah yang dialami Atmudin, bangku sekolah sangatlah asing baginya. Dialog Atmudin yang cenderung kedaerahan dengan adab-adab berbicaranya, menggambarkan bagaimana kurangnya Pendidikan yang dienyam. Di sini, Atmudin bercerita tentang bagaimana awal teori vcd melekat pada dirinya. Atmudin bertemu dengan seorang berpawakan militer di sebuah tikungan menuju alas roban. Sikap tegas dan berwibawa memperkuat bahwasanya, orang tersebut berasal dari kalangan prajurit. Ditambah dengan kaos loreng bertuliskan “humpus bangun persada” menjadi titik jelas trawangan Atmudin. Orang itu adalah Harto, seorang yang sebenarnya adalah tokoh non fiksi yang tidak lain adalah Presiden ke-2 RI. tapi didongengkan pada naskah ini.