Saya punya tetangga dan kenal dia sejak saya TK. Saya biasa panggil mbak Ru, singkatan nama asli Rukiyem. Apa yang membuat dia istimewa bagi saya? Dia adalah seorang “tukang sayur” yaitu orang yang menjajakan sayur, lauk dan bahan2 untuk memasak. Tapi tahukah bahwa saat ini dia mempunyai 1 rumah bertingkat seharga 500jt, kontrakan yang lebih dari 5 rumah, tanah dimana2, usaha warung dan warnet, mobil pribadi 2, angkot 06 berjumlah 4. Saya pernah coba hitung2 asset yang dia punya sekitar 4-5 milyar. Mungkin lebih :D
Tapi bukan apa yang dia punya yang menjadikannya menarik. Saya ingat saat TK dulu, mbak Ru adalah seorang penjaja sayur keliling. Bukan dengan gerobak, tetapi digendong. Itu tahun 1980an. Saya pernah menanyakan ke almarhum ibu saya waktu itu bagaimana mbak Ru bekerjanya? Menurut beliau mbak Ru bangun pukul 3 pagi. Dia jalan ke pasar kramat jati yang jaraknya 1 km. Dia membeli sayur, lauk dan lain2 dengan berjalan menyusuri pasar. Setelah selesai barulah dia mem-pack semua belanjaannya di gendongannya dan naik angkot kembali ke daerah tempat saya tinggal. Jam 5 pagi, dia sudah menyambangi para pembeli langganannya dengan mengetem di 4-5 lokasi. Jam 12 siang barulah selesai dia menjajakan dagangannya.
Apa yang dilakukan setelahnya? Ternyata dia masih bekerja… dia membungkusi bawang putih, terasi, gula, bumbu dapur dan lainnya. Pekerjaan ini selesai sampai pukul 4-5 sore.
Lakon ini masih dia lakukan sampai saat ini. Bedanya sekarang dia sudah punya tempat semi permanen untuk berjualan sehingga tidak perlu ngetem-ngetem lagi di rumah2 pelanggannya. Belanjaan tidak diangkut lagi
sendiri karena selain sudah tidak mencukupi dibawa dengan gendongan, dia sudah punya alat transportasi yang memadai.
Lalu bagaimanakah keluarganya? Anaknya yang pertama sudah lulus Akabri, yang kedua lulus S1 dari Gunadarma. Padahal ortunya hanya lulusan setingkat SD! Sampai2 almarhum ibu saya terharu ketika mbak Ru bercerita saat dia minder dengan calon mertuanya yang lebih punya segalanya saat menikahkan anaknya yang lulusan akabri.
Ada satu peristiwa lain yang menarik soal keluarga mbak Ru ini. Satu saat saya memesan aqua galon dari tokonya. Ternyata ketika air galonnya datang yang mengantarkan aqua galon itu adalah anaknya yang lulusan akabri (saat
itu masih letnan dua). Saya tanyakan ke anaknya tersebut kenapa dia yang mengantar? Dia hanya berujar ibu dan bapaknya menugaskan dia untuk mengantarkan ini sambil tersenyum. Ternyata mbak Ru mendidik anak nya dengan
baik disela2 kesibukannya berjualan.
Apa yang bisa saya tarik hikmahnya dari cerita ini? Banyak. Utamanya adalah etos kerja dan komitmen terhadap profesi. Saya belajar bagaimana mbak Ru setia bangun pagi untuk mencari nafkah, komitmen untuk memberikan yang terbaik untuk keluarga walau dia bekerja keras, setia pada profesinya dan tidak malu menjadi penjual sayur.
Selamat menunaikan ibadah haji mbak Ru dan Keluarga. Semoga ibadahnya diterima.
Daniel@nd 16092014