Mohon tunggu...
KOMENTAR
Nature

Perubahan Iklim Sejatinya Persoalan Energi

13 Januari 2015   01:57 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:17 23 0
Ketika fisikawan David MacKay dari University of Cambridge, Inggris, menulis bukunya yg bertajuk Sustainable Energy – without the hot air, sengaja dia tidak menyentuh wacana perubahan iklim. Baginya, energi lestari tok sebenarnya sudah cukup menarik untuk dibahas, dan selain itu ada baiknya untuk menghindari saja yg namanya polemik.

Dia menulis bukunya lantaran prihatin dng banyak "katanya..." yg beredar terkait energi lestari. Bagaimana tidak: ada saja yg mengimbau kita untuk setop menggunakan bahan bakar fosil, untuk "membuat suatu perubahan", tetapi banyak hal yg konon bisa membawa perubahan ternyata tidak jelas juntrungannya. Lalu, beredarnya berbagai "katanya…" saat ini tidak lain dan tidak bukan ialah krn orang berbicara dng emosi (soal daya nuklir, misalnya), sementara yg berbicara angka tidak ada. Dan kalaupun ada yg menyebut angka, mereka memakainya untuk menciptakan kesan tertentu, atau untuk mengungguli debat alih-alih membangun diskusi yg berfaedah.

Dl bukunya itu, MacKay tidak menjagokan rencana energi atau teknologi apa pun juga; yg dia lakukan hanyalah menghitung sumber energi lestari yg tersedia bagi kita, dan dl jumlah berapa banyak. Prediksi MacKay: seandai hasil perhitungan menunjukkan bahwa angka produksi energi lestari ternyata berada jauh di bawah angka konsumsi energi kita, maka bersiap-siaplah krn perubahan besar tengah menanti.

Dl membuat perhitungan-perhitungannya, MacKay mengukur konsumsi dan produksi energi dl satuan kilowatt-jam (KWh): satu kilowatt-jam (kWh) setara dng energi yg dipakai oleh satu bohlam 40 W yg dibiarkan menyala terus-menerus selama 24 jam. Orang Eropa mengonsumsi 125 kWh per hari per orang, atau setara dng 125 bohlam yg dibiarkan menyala terus-menerus sepanjang hari. Orang Amerika memakai 250 kWh per hari: 250 bohlam. Konsumsi energi rata-rata di dunia adalah 56 kWh per hari per orang: 56 bohlam. MacKay sengaja melakukan penyederhanaan itu krn angka-angka simpel lebih mudah dipahami, dibandingkan, dan diingat.

Tujuan MacKay melakukan perhitungan-perhitungan itu ialah untuk mencari tahu apakah kita bisa melepaskan diri dari bahan bakar fosil (BBF) krn: (i) pembakaran BBF menyebabkan konsentrasi CO2 naik, (ii) CO2 merupakan salah satu gas rumah kaca, dan (iii) peningkatan efek rumah kaca meningkatkan suhu rata-rata dunia. Persoalah perubahan iklim sejatinya persoalan energi.

Kesimpulan yg ditarik oleh MacKay berdasarkan hasil perhitungannya ialah: (i) supaya bisa membuat perbedaan nyata, sebuah fasilitas energi terbaruan haruslah dibangun sangat luas dan (ii) bukan urusan mudah menyusun suatu rencana energi yg masuk akal yg berlandaskan teknologi terbaruan; namun, ia juga bukan suatu kemustahilan. Yg penting, kita harus mulai membangun sekarang juga.

Menghitung untuk Indonesia

MacKay memakai Inggris Raya sbg contoh kasus krn Inggris Raya bisa mewakili negara-negara Eropa secara baik, sehingga ia menjadi contoh yg baik untuk menjawab pertanyaan "Bagaimana caranya agar suatu negara yg bertaraf hidup tinggi bisa mendulang kebutuhan energinya secara lestari?" Dng demikian, yg dibahas ialah sumber-daya terbaruan yg ada di Inggris. Walaupun begitu, pendekatan yg sama bisa kita terapkan pd Indonesia, tetapi tentu dng menggunakan data yg berlaku untuk Indonesia.

Perubahan iklim merupakan persoalan global yg memerlukan upaya serius dan lestari untuk menghadapinya. Capaian yg telah dibuat oleh pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono perlu dilanjutkan oleh pemerintahan pimpinan Joko Widodo. Pendekatan MacKay terhadap persoalan itu bisa dijadikan rujukan dl menentukan kebijakan negara pd sektor hutan, lingkungan hidup, dan energi.

Buku MacKay, Sustainable Energy – without the hot air (dl bahasa Inggris), bisa diunduh secara gratis di www.withouthotair.com. Saduran dl bahasa Indonesia dng judul Mari Bicara Angka, Bukan "Katanya..." bisa diunduh (juga secara gratis) di http://bit.ly/1AK40pH.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun