Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik Pilihan

Golkar Paling Siap, Mungkinkah Bisa Geser PDIP?

2 Desember 2022   13:55 Diperbarui: 2 Desember 2022   14:02 455 2
HASIL tidak akan memungkiri kinerja. Itu kalimat bijak yang bisa menjadi pegangan siapa saja. Kalimat yang mengandung filosofi mendalam dan menumbuhkan keyakinan. Seperti penerapan strategi Sun Tzu, lakukan persiapan serius sebelum menghadapi peperangan.

Persiapan serius itu pula yang sudah dilakukan Partai Golkar dalam menghadapi peperangan melalui kontestasi akbar politik 2024, yakni Pilpres, Pileg dan Pilkada serentak. Golkar, partai tertua dan tetap yang terbesar, menjadi partai pertama yang menyelesaikan penyusunan bakal calon anggota legislatif (bacaleg) untuk seluruh tingkatan.

Kesiapan partai beringin diwujudkan dengan sudah dilakukannya pelepasan sebanyak 1.160 bacalegnya ke daerah pemilihan masing-masing medio November lalu. Sementara 18 partai peserta Pemilu 2024 lainnya masih sibuk mencari figur, dan berinteraksi dalam wacana pembentukan koalisi, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto sudah menyerahkan surat perintah penugasan fungsionaris kepada seluruh bacalegnya.

Pelepasan bacaleg ke dapilnya masing-masing menjadi wujud dari kerja keras Airlangga Hartarto dalam upayanya mengembalikan kejayaan partai beringin. Menko Perekonomian ini meyakini bahwa Pemilu 2024 menjadi momentum 20 tahunan terbaik untuk meraih kembali kejayaan tersebut. Jika tidak berhasil direbut pada 2024, maka pada 2029 ceritanya bisa berbeda.

Kerja sama, bersinergi, dan jangan baku tikam antar kawan, juga menjadi pesan penting yang disampaikan Airlangga Hartarto pada momen pelepasan bacalegnya saat itu. Mereka tak hanya berjuang di dapilnya masing-masing, akan tetapi turut berupaya meningkatkan suara partai di  Pilpres dan Pilkada serentak.

Kekompakan, kebersamaan atau soliditas, bisa menjadi kunci keberhasilan para bacaleg dan sekaligus kemenangan Partai Golkar di Pemilu 2024. Itu pula keyakinan dari sejumlah pengamat.

Golkar yang solid, kata mereka, bisa dengan mudah memenangkan Pemilu 2024, termasuk dengan mengungguli PDIP yang menjadi pemenang Pemilu 2019.

Keyakinan bahwa Golkar dapat dengan mudah memenangkan kontestasi akbar politik pada 2024 ini, menurut Saiful Anam,  karena Golkar diterima oleh masyarakat di akar rumput dan masih solid.

Oleh karena itu Direktur Pusat Riset Politik, Hukum dan Kebijakan Indonesia (PRPHKI) tersebut menyebut Golkar yang dipimpin oleh Airlangga Hartarto berpeluang memenangkan Pemilu 2024.

Saiful Anam mendasarkan keyakinannya pada solid dan minimnya friksi-friksi di internal Golkar sekarang ini. Akademisi Universitas Sahid Jakarta ini menilai, jika melihat dinamika partai papan atas, serta kalau momentum dan akselarasi partai tidak berubah, maka sangat besar kemungkinan Golkar menggantikan posisi PDI Perjuangan sebagai partai pemenang Pemilu 2024.

Mengutip pernyataannya di Kompas.com, dengan keandalan dan soliditas partai yang ditunjukkan Golkar saat ini, maka sangat siap bagi Golkar untuk tidak hanya memenangkan pemilu 2024, juga bukan tidak mungkin akan kembali berjaya pada pemilu berikutnya, 2029.

Pandangan serupa disampaikan Arya Fernandes dari CSIS.  Kepala Departemen Politik dan Perubahan Sosial Center for Strategic and International Studies (CSIS) itu melihat situasi di internal Partai Golkar masih solid.

Arya Fernandes mendasarkan pandangannya pada beberapa paradigma. Pertama, kepemimpinan Airlangga Hartarto yang bisa diterima oleh daerah-daerah. Kedua, Golkar yang berada di daerah tidak memiliki suara-suara yang berbeda terkait kebijakan partai di pusat.

Sekarang ini, kata Arya, tidak ada atau terdengar adanya isu perpecahan di Golkar. Dengan soliditas internal yang terkoordinasi, Arya juga berkeyakinan belum atau tidak ada tendensi ke arah perpecahan internal.

Tidak mudah membuat suara suatu partai terbelah. Tidak mudah juga melakukan gerakan-gerakan dan faksi di internal partai. Misalnya, untuk penyelenggaraan musyawarah nasional luar biasa (munaslub), itu tidak bisa sembarangan dilakukan. Selain harus merujuk konstitusi partai, penyelenggaraan munaslub harus disetujui oleh mayoritas Golkar yang ada di daerah.

Saat ini tingkat penerimaan Airlangga Hartarto relatif tinggi di level DPD Partai Golkar. Jadi, tidak ada alasan yang kuat untuk menuju perpecahan. Apalagi, para sesepuh atau tetua partai sepenuhnya berada di belakang Airlangga. Baik itu Ketua Dewan Penasihat Akbar Tanjung, Ketua Dewan Pembina Aburizal Bakrie, dan Ketua Dewan Pakar Agung Laksono.

Oleh karena itu, bicara soal kemungkinan-kemungkinan, sulit membuat Golkar pecah. Situasi internal partai sangat kuat. Airlangga Hartarto dicintai DPP dan DPD. Meski mayoritas suara ada pada daerah, hampir tidak ada daerah yang bicara soal munaslub.

Dalam pandangan Denny JA dari Lingkaran Survei Indonesia (LSI), mesin Partai Golkar sedang on fire. Penetrasi mesin politik Partai Golkar mulai dari ormas pendiri dan ormas yang didirikan, berpotensi akan memenangkan Partai Golkar di Pemilu Serentak 2024.

Ikrama Masloman, peneliti dari LSI Denny JA, secara spesifik mencontohkan yang terjadi di Jawa Barat. Dia melihat penetrasi yang menampakkan bukti konkret gerakan politik ditunjukkan oleh ormas Kosgoro 1957 yang pekan lalu merayakan HUT ke-65 di Kota Bandung, Jawa Barat.

Dia mengapresiasi perayaan HUT ke-65 Kosgoro 1957 yang dahsyat di sana. Kosgoro 1957 sebagai salah satu pendiri Partai Golkar merupakan organisasi yang kuat dan punya tradisi serta sejarah yang panjang di Jabar.
 
Ikrama Masloman berkeyakinan Golkar tidak akan menemui hambatan untuk memenangkan Pemilu di Jabar. Apalagi secara psikologi primordial, para pemilih di Jabar lebih dekat dengan Partai Golkar meski sebagai partai nasionalis.

Pemilih di Jabar yang mayoritas Islam yang kuat cenderung lebih dekat dengan Golkar yang nasionalis ketimbang PDIP. Bahkan dari hasil survei, pemilih dari etnis Sunda, Golkar trennya cukup baik. Masuknya Ridwan Kamil, gubernur yang juga putra terbaik Tanah Parahiyangan, sebagai anggota partai akan menjadikan Golkar semakin besar di Jabar.

Pengamatan IKrama Masloman diperkuat temuan terbaru LSI Denny JA terkait dukungan publik secara umum untuk Partai Golkar. Dari hasil survei tentang "Partai Politik dan Peetumbuhan Pro Syariat Islam" yang dilakukan awal November lalu, Golkar memimpin bersama PDIP, sama-sama mendapatkan dukungan di atas 10% sementara partai lainnya masih di bawah 10 persen...

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun