Namun, pernahkah kalian merasa kecewa saat kalian selalu berpikir positif tetapi hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan harapan kalian? Kekecewaan tersebut biasanya terjadi karena realita yang kita dapatkan tidak sesuai dengan ekspektasi yang kita bayangkan saat berpikir positif.
Nah, untuk meminimalisir rasa kekecewaan tersebut, biasanya penulis akan berpikir negatif dengan membayangkan hal-hal buruk yang mungkin saja terjadi. Penerapan pola pikir yang seimbang antara positif dan negatif dikenal sebagai mental contrasting.
Mental contrasting merupakan sebuah hasil riset penelitian dari seorang profesor psikologi di Universitas New York dan Hamburg, Gabriele Oettingen. Mental contrasting mengajarkan kita untuk berpikir seimbang; pemikiran ini membantu kita untuk mengidentifikasi hal negatif yang mungkin muncul ketika melakukan sesuatu. Sehingga kita tidak hanya berfokus ke hal yang menyenangkan saja, kita juga fokus untuk menghindari dan mengantisipasi kemungkinan hal buruk yang akan terjadi.
Manfaat yang didapatkan melalui cara berpikir ini pun sangat beragam. Dengan mental contrasting, kita akan merasakan ketenangan karena stres dan kecemasan berkurang setelah mengetahui kemungkinan hambatan yang akan terjadi. Motivasi yang muncul saat menerapkan pemikiran ini juga membuat kita bersemangat untuk meraih tujuan.
Jika kalian masih bingung bagaimana memulai pemikiran ini, Oettingen mempunyai metode yang bisa diterapkan untuk melakukan mental contrasting. Metode ini adalah WOOP, yang terdiri dari empat langkah yaitu: