Itulah konflik pertama di dunia yang berakhir pada pembunuhan saudaranya sendiri. Kalau kita lihat konflik tersebut terjadi persis karena ketidakpuasan terhadap apa yang telah diberikan kepadanya. Hingga saat ini hampir semua konflik yang terjadi tidak terlepas dari ketidakpuasan terhadap apa yang telah ada dan mengambil jatah orang lain. Lihat saja konflik Indonesia Versus Kompeni selama 3/5 abad tidak terlepas juga dari persoalan ini. Kompeni mencaplok wilayah Indnesia yang berbuntut pada perlawanan Indonesia pada penjajah tersebut.
Konflik Palestina Versus Israel juga tidak terlepas dari perbuatan Israel yang mencaplok wilayah yang menjadi kedaulatan Palestina. Begitu pula konflik Indonesia dengan Malaysia mengenai pulauĀ Sipadan dan Ligitan. Hal senada juga terjadi pada konflik berskala rendah atau individu yang terjadi disekitar kita. Misalnya, konflik sebuah rumah tangga yang berakhir pada perceraian akibat sang suami mengugat cerai istrinya karena ada pihak ketiga yang mencaplok hak dia. Lihat juga konflik yang terjadi antara tukan kebun dengan seorang pemuda, karena pemuda tersebut mencuri rambutan dikebunya.
Oleh karena itu salah satu cara yang paling ampuh untuk menghindari konflik adalah puaslah terhadap apa yang telah ada pada diri kita dan jangan pernah meganggu sesuatu yang seharusnya menjadi milik orang lain.