Awalnya saya sempat terheran kenapa ia menjual makanan namun berbelanja di toko bahan kimia, ternyata ia tengah membeli pewarna tekstil untuk olahan makanannya.
.......................................
'Pak jualan apa...?' tanyaku
'Jual jajanan anak ' jawab yatna
'bapak pakai pewarna tekstil ya' tanyaku lagi
'iya' jawabnya
'lho kan itu ga baik pak buat kesehatan anak'
'Mas jangan suka nonton TV ya, dengerin berita-berita di tv yang suka mojokin penjual kecil seperti saya. Sekarang kalau saya beli pewarna alami itu mahal tidak akan terjangkau oleh saya dan anak2. lagian asal mas asal tau saja saya menjual makanan ini ke kampung-kampung di pedalaman mas bukan ke anak-anak kota, saya juga punya anak istri mas.' jawabnya dengan nada tinggi
'memang beda pak ya ... jual ke anak kampung dan anak kota?' tanya saya penasaran
'coba aja mas lihat anak kampung, mereka di sekolah main lari-larian, pulang sekolah jalan, sampai dirumah main lagi di lapangan atau sawah, mereka keluar keringat terus mas untuk buang racun dari makanan yang saya jual... coba bandingkan dengan anak kota, di sekolah gak banyak gerak, pulang sekolah dijemput.. sampai rumah main play station atau game online... kapan keluar keringatnya tuk buang racun mas...? makannya saya ga jual ke anak-anak kota...' jelasnya panjang lebar..
Mendengar jawaban yatna yang begitu analitis saya jadi terpikir betapa kreatifnya seseorang jika dikejar tuntutan kehidupan...