Dalam kegiatan ini, mahasiswa memberikan pelatihan kepada masyarakat setempat tentang cara memilah sampah nonorganik, seperti plastik bekas makanan, kresek dan bahan lain yang sulit terurai. Sampah-sampah tersebut kemudian diolah menjadi ecobrick. Ecobrick adalah balok ramah lingkungan yang terbuat dari botol plastik berisi limbah nonorganik padat.
Ketua program, Syamsul Jabar A, menjelaskan bahwa ecobrick yang dihasilkan tidak hanya menjadi solusi untuk mengurangi volume sampah tetapi juga akan dimanfaatkan sebagai material untuk mempercantik lingkungan desa. "Kami berencana menjadikan ecobrick ini sebagai ciri khas Desa Cimanggung. Ke depannya, ecobrick ini dapat digunakan untuk membuat berbagai fasilitas, seperti kursi taman, hiasan dinding, hingga tempat bermain anak," ungkapnya.
Warga Desa Cimanggung pun menyambut baik program ini. Salah satu warga, Ibu Iin, mengatakan bahwa kegiatan ini memberikan wawasan baru dan membantu masyarakat lebih sadar akan pentingnya pengelolaan sampah. "Kami merasa terbantu karena selama ini banyak sampah plastik yang tidak tahu harus diapakan selain dibakar. Dengan adanya program ini, kami jadi tahu cara mengolahnya," ujarnya.
Selain itu, mahasiswa juga mengadakan sesi diskusi bersama perangkat desa untuk memastikan keberlanjutan program ini. Salah satu langkah yang dirancang adalah pembentukan kelompok kerja yang bertugas mengawasi dan melanjutkan pembuatan ecobrick di masa mendatang.
Kegiatan yang berlangsung pada 11 November 2024 dan akan terus berlanjut, ini menjadi bagian dari upaya mahasiswa UPI untuk memberikan kontribusi nyata dalam membangun kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan. Melalui sinergi antara mahasiswa dan warga, Desa Cimanggung diharapkan menjadi contoh desa yang kreatif dan peduli lingkungan di Kabupaten Sumedang.
Dengan program ini, mahasiswa UPI Kampus Sumedang tidak hanya belajar menerapkan ilmu mereka di lapangan, tetapi juga turut serta dalam menciptakan perubahan positif bagi masyarakat.