***
hatimu kijang jinak
bening dan takjub
di antara ilalang dan kemarau
di antara tebing bebatuan dan padang hijau.
puisiku seperti anak bukit di pagi hari
menambat hatimu, memantik anak anak rindu dan harapan harapan yang layak diperjuangkan.
kataku, antologi hanyalah sekumpulan bunga, perjalanan kita melintasi deburan ombak sambil melihat ikan terbang,
engkau diam,
engkau memetik sesuatu dari hatimu