*****
musafir menuju akhir
sebab perjalanan mesti berakhir
perlahan sejak pagi yang mampir
sampai ke sini
semakin tepi
ke paling pinggir
pinggiran lembaran waktu.
setelah siang yang gaduh
dan gagah
kini langkah
mulai dikemas lagi
menepis jelajah gegabah
menempa safar
yang lebih khusuk
mencari telaga
di taman teduh
agar tampak
kelusuhan jiwa.
musafir membaca
musibah kota
dan keaslian desa desa
yang ia singgahi.
pada pabrik pabrik
dan kawasan industri
ia punya campuran manis dan pahit.
sungguh tiada yang sanggup
menyanggah pekatnya kota
oleh asap, keriuhan dan kilauan
yang melenakan.
pada sungai sungai yang menjalar
bersama akar akar pohon liar
Si musafir menatap kesangsian
dari keangkuhan modernisme
dan industrialisasi.