tentang malam yang telah merenggut sepi sepi. walau dia tak menyebut dirinya penyair, tapi syair syair muncul dari jari dan bibirnya. dia menghafal semu syair yang ia tulis dengan dahaga, sebagian ia lupakan.
ada satu bait terakhir yang masih dia ingat, saat malam mengaduk semua bayang dan gairahnya, satu bait yang dia ingat itu dia hapus dari dokumen syairnya.
dia menggantinya dengan kalimat lain yang lebih jujur, spontan dan hangat.
dia tidak ingin bait terakhir syairnya
menjadi belukar atau kayu bakar:
dia ingin berhati hati, agar orang lain tidak salah menangkap.cahaya.