diantara lorong kecemasan
aku menatapnya
engkau menangkapnya
kita menyisipkannya
di pintu belakang rumah
saat sore, rindu sendiri
dan duri jadi serbuk waktu.
**
Kita duduk berdua
mengaduk kopi
biar pahitnya untukku
manis sarinya biar untukmu
**
Saat malam
kita bercerita tentang suara dan cahaya
juga tentanf warna daun yang sering kita siram, pagi dan petang.