Salah satu acara wajib bagi wisatawan ataupun pengunjung yang datang ke Dubai adalah berwisata ke padang pasir.Dan menurut Moshgan, sang pemandu wisata yang merupakan dara cantik bak bintang film Bolywood yang menemani kami di bus , kebanyakan orang tidak akan bosan bermain di padang pasir walaupun sudah pergi beberapa kali. Asyiknya lagi di Uni Emirate Arab, banyak terdapat padang pasir yang warnanya berbeda di setiap Emirate.Sebagai contoh, warna pasir di Fujairah akan lebih gelap dibandingkan warna pasir di Dubai maupun di Abu Dhabi!
Rombongan bus besar kendaraan kami melaju dengan kencang di jalan bebas hambatan menuju ke kawasan dekat perbatasan Oman.Di sini, kita berganti dengan kendaraan 4 wheel drive merek land cruiser yang bisa diisi dengan maksimum enam penumpang. Setelah itu perjalanan “roler coaster” yang mengasyikan di padang pasir pun di mulai.
Setelah sempat beristirahat sebentar untuk mengambil foto di padang pasir, menjelang senja kami diajak ke sebuah perkemahan bernama“Al Waha” , dimana karpet merah menyambut dan minuman serta makanan ringan pun disediakan sambil mendengarkan musik tradisional irama padang pasir.
Acara utama di tempat ini adalah menyaksikan pertunjukan burung elang atau “Falcon” yang menjadi lambang negara UAE. Burung elang pada jaman dahulu dijadikan semacam hewan pemburu yang dagingnya dapat digunakan untuk konsumsi suku-suku Bedouin yang tinggal di padang pasir.
Ketika senja mulai turun, perjalanan dilanjutkan lagi ke sebuah perkemahan yang lebih besar dimana telah disiapkan makan malam dengan menu khas padang pasir yang menggoda selera. Disini juga banyak tersedia unta yang siap untuk ditunggangi.Tata letak meja dan kursi sangat mengasyikan karena sebagian besar berupa hamparan karpet yang empuk di padang pasir dan beratapkan langit cerah dengan hiasan sejuta bintang. Sementara di sekeliling ada ruang khususberbentuk tenda segi empat yang atapnya juga terbuka.
Menu khas Arab yang meriah dengan aneka daging bakar yang lezat memang menggoda selera. Selain itu nasi khas Timur Tengah yang bentuknya besar dan panjang serta berminyak juga disajikan dalam wajan tergantung berbentuk bulat yang ukurannya pun maha besar. Suasana padang pasir memang sangat menghanyutkan.
Di gerai-gerai kecil, kita dapat menikmati aneka minuman baik jus dan aneka minuman ringan. Bahkan juga tersedia minuman keras berupa bir dan anggur yang memabukkan.Kalau sudah begini, kita akan lupa bahwa padang pasir ini berada di negara teluk yang identik dengan Islam. Sementara musik tradisional terus yang mendayu-dayu terus menghiburdan menghangatkan suasana malam di padang pasir yang mulai dingin.
Setelah makan makan malam usai, acara puncak yang dinanti-nanti pun tiba. Dimulai dengan alunan musik dengan nada lincah yang riang gembira, dua orang gadis muda nan jelita tiba-tiba saja muncul di hamparan karpet terbuka berwarna merah yangada di panggung terbuka.
Keduanya berpakaian serba merah dan sangat minim khas kostum penari perut atau “Belly Dance” yang menggoda imankaum lelaki.Diiringi dengan alunan musik yang menggebu dan dinamis, kedua penari mulai meliuk-liuk sambil menggerakan seluruh bagian tubuhnya dengan senyum dan kerlipan mata yang penuh makna.
Beberapa lagu terus berganti. Keduapenari pun dengan jenaka dan ramah terus mengajak penonton untuk ikut menari bersama. Biasanya satu persatu penonton bergantian menari dengan kedua gadis yang tidak pernah terlihat lelah itu.
Kemudian acara ditutup ketika seorang pria membawa tambur besar ikut menari bersama kedua gadis dengan irama yang lebih rancak dan cepat. Kedua penari perutkemudian mengajak penonton ikut menari bersama. Kali ini adalah giliran semua penonton untuk ikut menari dengan bermacam gaya yang kadang-kadang lucu dan menghibur,Sementara kedua gadis tidak henti-hentinya memperagakan kepiaiwaiannya menggerakan setiap sentibagiantubuh mereka yang elok dan jelita.