Hari ini, satu hari menjelang Hari Raya Idul Fitri 1433 Hijriah. Saya menyempatkan diri berkendaraan di jalan-jalan protokol ibukota yang biasanya tidak mengenal sepi. Namun kali ini, terasa sekali nikmatnya berkendara di Jakarta. Seakan-akan penduduk kota Jakarta tidak banyak, atau sebagian besar sudah tidak lagi menggunakan kendaraan pribadi, melainkan menggunakan kendaraan umum massal yang melintas di bawah tanah ibu kota tercinta ini.
Sekitar pukul 14 siang, saya memulai perjalanan saya dari kawasan Jati Bening di tol Bekasi. Di kawasan ini, lalu lintas dua arah baik yang menuju ibu kota maupun menuju Bekasi dan Cikampek terlihat lengang dan lancar. Hanya terlihat beberapa mobil ketika saya memasuki jalan tol dan melintas di dekat taman yang dihiasi logo Jasa Marga itu.
Melaju di jalan tol Bekasi Cawang terasa sangat nyaman. Kendaraan dapat melaju dengan kecepatan penuh tanpa hambatan.Biasanya , kalau sudah mendekati pintu gerbang Halim, maka kepadatan sudah terjadi. Namun, siang tadi, saya sengaja memilih arah keluar Halim dan ternyata keadaan lalu lintas terus lancar dan terasa mengalir tanpa hambatan walau bukan di jalan bebas hambatan.
Kendaraan saya sempat berhenti sekitar 1 menit di lampu merah Pancoran dan di dekatnya terlihat juga kendaraan andalan Jakarta, yaitu busway yang juga terlihat sangat lancar karena hampir tidak ada kendaraan roda dua maupun roda empat yang mengambil jalur khususnya. Tugu Dirgantara di atas persimpangan Pancoran juga terlihat sedikit tersenyum pada siang hari yang mendung ini.
Perjalanan di lanjutkan terus menuju Jalan Gatot Subroto ke arah Semanggi, kembali lalu lintas bergerak dengan cepat kecuali sedikit menunggu di lampu merah Kuningan. Setelah itu, perjalanan boleh dibilang tanpa hambatan menuju Semanggi dan kemudian belok kiri via Jalan Jendral Sudirman.
Jalan Sudirman bahkan tampak jauh lebih sepi dari pada Jalan Gatot Subroto, sehingga Patung Pemuda yang dikelilingi air mancur dan membawa obor ini pun tersenyum dengan manis kepada seluruh pengendara. Saya pun memutari Tugu Penuda dan kembali masuk di Jalan Sudirman untuk mampir sebentar di Ratu Plaza.
Setelah selesai sejenak membeli sesuatu di Ratu Plaza yang juga tampak lengang, perjalanan kembali dilanjutkan menuju Semanggi.Dan di ruas Jalan Jendral Sudirman ini bahkan lalu lintas bisa dibilang sangat sepi. Hanya terlihat beberapa mobil dan sepeda motor saja.
Setelah melewati kolong jembatan Semanggi, kendaraan saya kembali menyusuri Jalan Gatot Subroto menju arah Cawang. Dan sama seperti sebelumnya , suasana di jalan yang biasanya sangat sibuk ini pun sepi dan lancar. Kendaraan terus melaju sampai ke Cawang dan akhirnya kembali melalui Jalan tol menuju Bekasi. Lucunya di sekitar Halim ada dua buah sepeda motor yang tampak kebingungan dan hampir masuk ke jalan tol.
Keluar di pintu tol Jati Bening juga sangat lancar. Di terminal bayangan hanya ada satu buah bus yang ngetem dan tukang ojeg yang biasanya berjumlah ratusan, siang itu hanya ada beberapa gelintir saja. Perjalanan terus menuju Caman dan sampai ke Kalimalang pun sama mulusnya.
Kecuali di sekitar lampu merah Pekayon, dimana masih terdapat sisa-sia pemudik yang mengggerombol menuju arah Bekasi, yang tampak mencolok adalah banyaknya pengemis di lampu merah ini, Rupanya para pengemis ini masih belum pulang kampung atau masih ingin memanfaatkan lebaran besok untuk lebih banyak mengais rezeki.
Singkatnya, perjalanan siang tadi dari Ratu Plaza ke Bekasi hanya mengambil masa sekitar 35 menit, dan itu pun tidak lewat tol dalam kota. Pada hari biasa, kalau kita dapat melewati jarak ini dalam 1 jam saja sudah sangat bagus.
Seandainya Jakarta dan sekitarnya bisa seperti ini setiap hari. Alangkah nikmatnya tinggal di kota yang sebentar lagi akan memlilih gubernur dan wakil yang baru ini.Mudah-mudahanini bukan mimpi?