Senja masih sedikit menyengat ketika saya tiba di depan Taco Express dengan alamat di kawasan keren dan elite, Mampang, Jakarta Selatan, tepatnya Jalan Benda Raya No 10.Sebelum datang, saya mengharapkan akan bertemu dengan sebuah resto yang cukup besar dengan tempat parkir yang luas. Namun ternyata saya berjumpa dengan resto yang mungil namun penuh dengan kehangatan dan keramahan seperti di negri asal kulinernya Meksiko.
Kehangatan pertama adalah ketika bertemu alias kopdar dengan beberapa kompasianer yang sudah saya kenal baik seperti tokoh dalam buku “Bukan Orang Terkenal”, Pak Thamrin Dahlan dan juga Mas Andryan dan istri setia mbak Fifi.Selain itu, saya pun dapat berkenalan dengan beberapa kompasianer lain seperti mas Heri, mas Farid, mas Haendi , juga mbak dokter Avis, dan Mbak Nisa.
Acara pertama adalah masuk ke dalam ruangan resto yang memiliki interior sangat menarik dan membangkitkan kenangan tersendiri buat saya.Di sini saya berkenalan dengan Ninoy yang cukup nyentrik dan selalu bersemangat. Mbak Shelina dan crew Urbanesia juga menyambut kompasianer dengan menjelaskan program yang diadakan oleh Urbanesia ini.
Alunan musik latin yang ceriah dari pojok resto menemani acara kita senja itu. Saya perhatikan interior berupa lukisan kumpulan perumahan padat di sebuah kota di Meksiko. Di sebelahnya lukisan lelaki bersombrero.Masih ada beberapa lukisan kecil yang menggambarkan kaktus Meksiko, dan sebuah Piramida.Namun ada juga lukisan tentang tarian Meksiko yang menggunakan topi yang dinamakanJarabe Tapatio.
Gambar-gambar ini mengingatkan saya atas sebuah negri indah yang pernah saya kunjungi beberapa tahun yang lalu. Kaktus , di negri Meksiko dipromosikan oleh seorang pria macho mengenakan poncho dan bertopi sombrero, sebagai tumbuhan dengan khasiat untuk pengobatan berbagai jenis penyakit. Selain itu,piramida mengingatkan saya akan kebudayaan bangsa Maya dan Inca yang telah hilang. Dan lagu-lagu tadi membawa saya ke suatu lapangan besar yang ada di pusat Ciudad de Mexico yaitu Zocalo.
Zocalo yang kedua adalah sebuah restoran Mexico di Amerika Serikat, tepatnya di kota Cleveland. Di restoran ini, sambil menunggu pesanan, pengunjung akan disuguhi “nachos” gratis lengkap dengan saus “salsa”nya yang menggoda. Makin lama kita menunggu menu utama, makin banyak nachos yang kita kudap.
Lalu munculah “O” kita yang ketiga yaitu pemilik resto kita yang sekaligus menjadi tuan rumah acara kita kali ini. Joko Waluyo, dengan bersemangat memulai kisahnya dari akhir abad yang lalu. Diceritakan tentang karirnya yang cemerlang dan jalan hidup yang membawanya melanglang buana sampai ke Italia dan Amerika.Namun, pencarian jati diri dan wacana “entrepreneurship” membuatnya kembali ke tanah air dan memulai beberapa bisnis . Resto Taco Express ini baru saja dirintisnya sejak satu setengah bulan yang lalu dan diharapkan dapat berkembang dengan membuka beberapa cabang di tempat yang lain.
“Ayo kita nikmati makanan pertama yaitu burritos”, kata Mas Joko sementara beberapa porsi penganan yang mirip bantal kecil ini mengalir ke “meja hijau “ dan langsung diserbu kompasianer yang lapar ketika azan magrib menggema. Makanan yang hangat ini disertai oleh sambal yang pedas manis yang disebut salsa.Mirip dengan nama tarian yang seksi dari Cuba dan negara-negara Karibia.Selain itu muncul juga menu andalan kedua yaituquesadillas, yang mirip pizza tipis dan berisi keju.
Setelah sholat magrib, acara dilanjutkan lagi dengan menu “O” ke empat, yaitu taco.Taco merupakan menu utama di resto ini sehingga resto ini dinamakan Taco Express.Ada beberapa pilihan isi yaitu daging, ayam , ataupun sayuran.Pada sore itu para kompasianer disuguhi taco dengan isi daging dan ayam.
“Dalam waktu dekat, Taco Bellsebuah restoran waralaba dari Amerika dengan menu khusus makanan Texas dan Meksiko akan masuk ke Indonesia”, cerita Joko Waluyo. Namun Taco Express tidak usah kawatir, karena kita mempunyai kelebihan tersendiri dimana harga kita akan lebih terjangkau dan kualitas makanan kita yang lebih baik.Restoran waralaba tidak ada bedanya dengan pabrik yang memproduksi makanan dalam jumlah besar. Makanan di Taco Expresslebih “personal” dan “home made” , sementara bahan bakunya pun sebagian besar diimpor untuk menjaga keaslian citarasa kuliner meksiko ini.
Acara pun berakhir sekitar pukul 7 malam dengan mengambil foto bersama urbanesia, kompasianer, dan juga tuan rumah Taco Express. Yang jelas perkenalan pertama ini telah memberikan suatu kesan yang amat membekas di lidah karena kelezatan makanan yang disajikan. Selain itu kesan yang akan selalu terpatri di hati karena keramahan tuan rumah.
Tentu saja Taco Express akan lebih menggebrak pasar seandainya selain makanan disertai juga dengan minuman khas Mexico seperti tequila dam margarita. !