Mohon tunggu...
KOMENTAR
Travel Story

Masjid Abadi di Jalan Sapi: Lawatan ke Masjid-masjid di Mancanegara (7)

20 Agustus 2011   02:46 Diperbarui: 4 Agustus 2015   20:13 339 1

Distrik Xuanwu di Beijing adalah tempat favorit saya setiap kali ke Beijing. Di daerah ini, yang merupakan salah satu distrik dengan penduduk muslim terbanyak di ibukota Republik Rakyat Cina , dengan mudah dijumpai beberapa masjid,restoran muslim dan tempat-tempat lain yang menarik. Menurut perkiraan, dari sekitar 200 ribu penduduk muslim di Beijing lebih dari 15 ribu bermukim di distrik Xuan Wu.

Secara kebetulan pula, pada beberapa kali kunjungan ke Beijing, saya juga selalu menginap di daerah ini. Dan setiap kali ke Beijing, tempat yang pertama kali saya kunjungi adalah Niujie libaishi atau Masjid Niujie, yang terletak di Niujie no 88.

Yang menarik adalah, masjid ini tetap abadi, seperti kunjungan saya pertama kali ke masjid ini lebih dari 14 tahun yang lalu maupun kunjungan saya kali ini. Tetapi daerah sekitarnya berubah dengan sangat cepat. Empat belas tahun yang lalu , kalau kita berkunjung ke daerah sekitar Niujie libaishi, seakan-akan kita berada di pinggiran kota Beijing. Banyak terdapat restoran kecil sekitar masjid yang menjual makanan halal . Ciri khasnya adalah semacam plat hijau ditempel di atas pintu rumah atau toko bertuliskan Bismillahirahmanirrahim dalam bahasa arab.

Sekarang, bangunan , dan rumah-serta restoran kecil tersebut sudah hampir tidak ada. Semua berganti dengan bangunan pencakar langit . namun suasana Islami tetap tidak berubah, di bagian bawah pencakar langit itu , bertebaran restoran, supermarket dan toko yang menjual keperluan masyarakat muslim. Namun , agak menjauh sedikit dari Niujie, kita masih dapat menjumpai beberapa restoran muslim yang kecil.

Kalau Mau Gratis, Pakailah Peci Haji

Yang membedakan dengan kunjungan pada empat belas tahun yang lalu adalah, tiket masuk ke masjid. Pengunjung non muslim akan dikenakan tiket sebesar 10 Yuan. Lantas bagaimana membedakan jemaat dan wisatawan? Cina muslim selalu mengenakan kopiah haji berwarna putih, jadi kalau tidak mengenakan kopiah akan dianggap sebagai turis dan harus membeli tiket. Namun untuk yang wanita, kalau kita mengenalan pakaian muslimah sudah pasti tidak akan ditanyakan tiket.

Masjid dengan Perpaduan Arsitektur Cina dan Arab

Dari luar, kompleks masjid seluas lebih dari 6000 meter persegi ini kelihatan seperti sebuah kelenteng Cina. Model eksterior nya memang bergaya tradisional Cina, namun disain interiornya merupakan harmonisasi antara arsitektur Arab dan Cina

Memasuki pintu gerbang , sudah banyak sekali terlihat baik jemaah maupun wisatawan,. Masjid ini memang tidak pernah sepi. Seusai melewati gerbang, ada dinding besar sepanjang kira-kira 40 meter yang bagian bawahnya terbuat dari marmer. Pada dinding ini, digambarkan relief yang menggambarkan kebahagiaan dan keberuntungan. Tentu saja tidak ada gambar manusia atau hewan di relief ini.

Menara Untuk Melihat Bulan.

Setelah melewati gerbang, pemandangan pertama yang kita lihat adalah menara berlantai dua setinggi kira-kira 10 meter. Menara berbentuk segi enam ini disebut Menara Melihat Bulan, karena selain digunakan untuk mengumandangkan azan, juga digunakan untuk “rukyat” dalam menentukan awal bulan Ramdahan dan juga awal bulan Syawal.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun