Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Menggugat William Shakespeare: Arab & Spanyol Bertengkar, Cina & Korea Tersenyum

5 Maret 2012   04:51 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:29 975 4
“Cape deh, paspor masih berlakuempat tahun lagi,   ternyata harus bikin baru sekarang”seorang teman dengan muka kesal menyapaku sambil menunjukan sebuah selembar kertas putih dengan kepala surat “Embajada de Espana Yakarta”alias Kedutaan Besar Spanyol Jakarta.

Wah , mau ke Sepanyol yah?”, Tanya saya sambil sedikit penasaran, terutama karena tampangnya yang kesal itu. Bukankah seharusnya merasa senang dan bangga, apa lagi kalau pergi ke Spanyolnyadengan tujuan tugas kantor sehingga sekalian dapat jalan-jalan gratis.

Teman saya yang satu ini pun bercerita bahwaselama inidia memiliki paspor yangtentu sajamenggunakan nama yang susai dengan KTP, ijazah, SIM, kartu kredit, surat nikah, serta dukumen resmi lainnya.Persoalan pertama muncul ketika akhir tahun lalu dia menunaikan ibadah “umroh”ke Arab Saudi.

Persayaratan umroh ternyata kita harus memiliki nama yang terdiri dari tiga suku kata. Sehingga kalau di paspor hanya tertera nama dengan dua suku kata maka harus ditambahkan dengan minimal satu nama lagi. Biasanyadiambil dari nama ayah. Sehingga lengkaplah nama kita menjadi tiga suku kata.Sehingga setelah pergi lagi ke kantor imigrasi yang mengeluarkan paspor, lengkaplah nama teman saya itu menjadi tiga kata. Tentu saja perubahan nama ini hanya ditulis dengan tangan di halaman empat paspor dan kemudian disahkan oleh pejabat yang berwenang.

Dengan paspor tiga nama ini, maka teman saya, dan juga ribuan orang Indonesia yang kurang beruntung hanya memeiliki dua nama di paspornya pun bisa mendapat visa ke Saudi Arbaia dan kemudian menunaikan ibadah umroh maupun haji.Untuk  keperluan haji, ini pun baru terjadi beberapa tahun belakangan ini setelah Arab Saudi tidak mengakui lagi paspor spesial haji berwarna coklat yang dikeluarkan oleh Departemen Agama dan mengharuskan jemaaah memiliki paspor hijau.

“Sudah salah ketik masih bikin peraturan yang aneh-aneh”, demikian tambah teman tadi sambil bersungut-sungut dan menunjukan formulir bertuliskan Embajada de Espana Yakarta tadi . Dia menunjuk kata Yakarta.Bagaimana nih, koq Jakarta ditulis Yakarta? Sambil tersenyum saya menjelaskan kalau dalam Bahasa Spanyol huruf “Y” memang dibaca “J”.Contohnya kata “ayer” dibaca “ajer” dan artinya “kemarin”. Tambah saya sambil terus penasaran karena belum mendapat jawaban mengapa teman saya itu perlu membuat paspor baru kalau hanya ingin ke Spanyol.

Ternyata dia membawa formulir itu sebagai pengantar ke kantor imigrasi untuk mebuat paspor baru karena salah satu persyaratan membuat visa schengen di kedutaan besar Spanyol adalah nama di paspor harus tidak pernah diganti, alias halaman empat pengesahan nama harus selalu kosong.

Akhirnya teman saya harus memilih harus kembali menggunakan  nama dengan dua kata  atau menuliskan nama dengan tiga kata  di paspor barunya. Kalau dia menggunakan dua kata, maka kalau dia akan pergi ke Saudi untuk Haji tahun depan, dia kembali harus mengubah namanya menjadi tiga kata dan harus kembali mengganti paspor kalau harus ke Spanyol lagi. Sedangkan kalau mengganti nama menjadi tigakata di paspor baru, akibatnya di harus mengubah semua dokumen yang berhubungan dengan perjalanan seperti tiket, kartu kredit dan lain sebagainya. Bagai buah simalakama nih!!

Sambil tersenyum geli tiba-tiba saya teringat bahwa nama dengan tiga kata atau suku kata sesungguhnya merupakan salah satu cirri khas orang Cina. Mereka biasanya memliki nama yang singkat seperti Mao Ze Dong, atauZhou En Lai, atau kalau di Indonesia siapa yang gak kenal dengan Lim Swie King atau Lim Sui Liong?Selain itu, bukankah nama-nama Korea juga kebanyakan terdiri dari tiga kata, misalnya saja Kim Jong Il atau juga Kim Il Sung?

Ternyata ketika Arab dan Spanyol berperang soal nama, orang Indonesia yang harus menjadi korban, sementara orang Cina dan Korea hanya tersenyum-senyum saja. Karenasebagian besar mereka akan sangat mudah pergi umroh maupun haji ataupun mendapatkan visa Schengen dari Spanyol tanpa perlu memperpanjang nama atau mengganti paspor yang masih lama masa berlakunya. Hanya saja ada juga orang Cina yang bernasib sama seperti teman kita,yaitu pemain bulutangkis terkenal tahun 1980-an seperti Yang Yang , Luan Jin dan Han Jian

Kalau begitu mau protes ah sama William Shakespeare!!

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun