Setelah menikmati kelas utama termurah di dunia dan menikmati pelayaran menakjubkan di Victoria Harbour, akhirnya kita pun sampai di Central Ferry Pier di Pulau Hongkong.Dermaga ini sendiri sudah dipindahkan beberapa ratus meter dari dermaga yang asli dulu. Namun dengan hiasan yang lebih menarik, termasuk sebuah menara jam yang mirip dengan yang ada di Tsim Sha Tsui.
Berjalan kaki dengan santai , akhirnya kami tiba di dekat gedung Pusat HSBC dan juga tidak jauh dari Bank of China. Terlihat dua buah jalur trem dengan kabel listrik yang memanjang terus dari barat sampai ke timur bagian utara pulau Hongkong ini.
Trem merupakan moda transportasi umum yang juga sangat klasik di Hongkong. Konon sudah mulai beroperasi sejak tahun 1904 dan melayani distrik di sebelah barat seperti Kennedy Town sampai ke ujung timur di Shau Kei Wan.
Cukup menunggu di halte, tidak sampai satu menit, trem bertingkat dua atau double-decker pun tiba. Untuk naik, tidak usah bayar alias gratis, tentunya ketiika turun kita harus bayar baik dengan uang pas koin Hongkong atau pun juga dengan kartu sakti “Octopus”.
Senja itu, saya naik trem yang menuju ke Timur, melwati jalan-jalan yang ramai dari Central, Admiralty, kemudian terus ke Wanchai dan Causeway Bay. Keasyikan tersendiri bila kita duduk di lantai atas dan menikmati pemandangan kota Hongkong. Ketika malam mulai turun, lampu-lampu neon mulai dinyalakan, maka pemandangan spektakuler dan membentang di sepanjang perjalanan. Gedung-gedung tertinggi di Hongkong, bahkan di dunia pun berserakan di pulau ini dengan arsitekturnya yang menawan. Semuanya dapat dinikmati hanya dengan 2 Hongkong Dollar saja.
Pada saat ini ada enam buah rute yang dilayani Hongkong trem dan hamper semuanya terdiri dari trem berlantai dua. Selain itu ada juga trem khusus yang didisain lebih mewah dan untuk keperluan wisata.
Konon pada saat pertama kali diperasikan , Hongkong trem hanya terdiri dari sepuluh buah trem yang hanya bertingkat satu juga hanya mengutip ongkos 10 sen.Uniknya pada masa itu harga 10 sen adalah untuk kelas utama, sedangkan tiket untuk kelas tiga setengah dari harga itu. Namun seiring dengan perjalanan waktu, trem di Hongkong dengan setia tetap melayani penumpangnya dan saat ini mampu melayani lebih dari 230 ribu penumpang per hari dengan armada lebih dari 160 trem bertingkat.
Keunikan trem ini adalah jalannya yang khsusu di tengah seperti bus way di Jakarta. Namun di persimpangan jalan dan laampu merah trem tetap harus berbagi jalan dengan bus dan kendaraan lainnya sehingga tetap saja waktu tempuh nya cukup lama. Jarak Central dan Causeway Bay yang bias ditempuh dengan MRT dalam waktu enam menit bias ditenpuh sekitar 30 menit dengan trem.
Mengadu Nasib ke Happy Valley
Selain rute langsung menuju Shau Ke Wan, ada juga sebagian trem yang berputar menuju Happy Valley.Di kawasan ini, terdapat tempat pacuan kuda yang sangat terkenal di Hongkong . Pacuan kuda merupakan satu-satunya perjudian yang dilegalkan di Hongkong. Selain itu juga terdapat tempat-tempat untuk bermain mahjong yang diharamkan untuk mereka yang belum berusia 18 tahun.
Selain berjudi di Happy Valley, kita juga dapat ikut mengadu nasib dengan membeli semacam lotere yang disebut “Mark Six”.Cara menebaknya sangat mudah, cukup menyebutkan enam buah angka yang akan keluar berdasarkan hasil pacuan kuda. Seandainya kita benar menebak keenam angka itu hadiah ratusan ribu dollar Hongkong akan menjadi milik kita. Uniknya kita juga dapat membeli nomor yang tebakannnya diacak menurut kemauan komputer. Dan untuk melakukan itu, kita cukup mengunjungi gerai“Hongkong Jockey Club”yang mengoperasikan pacuan kuda di Happy Valley dan juga di Sha Tin.
Karena itu wisata Hongkong belumlah lengkap kalau kita belum mencoba angkutan yang di Jakarta sudah dihapuskan pada tahun 1960an ini. Apalagi dengan bunyinya yang khas maka angkutan ini dinamakan dengan nama yang seksi yaitu “Ding ding” oleh penduduk lokal Hongkong. Apalagi dengan “ding ding” kita juga bisa menonton pacuan kuda dan menang ribuan dollar ?