“Jakarta lumpuh” demikian head line beberapa surat khabar ketika hujan lebat disertai angin kencang melanda ibukota dan kawasan sekitarnya dimusim penghujan ini. Genangan air dimana-mana, banyak pepohonan yang tumbang dan yang lebih parahnya beberapa baleho atau pun billboard iklan raksasa juga ikut runtuh dan menimpa kendaraan atau orang yang kebetulan bernasib sial dan sedang berada di bawahnya.
Jakarta memang rentan, namun yang menbuatnya lebih rentan lagi, kota ini tidak memiliki suatu sistem yang baik dan terencana untuk mitigasi resiko yang disebabkan oleh cuaca ekstrim ini. Sedihnya lagi kerugian material yang diakibatkannya bahkan terlalu besar, baik dengan kemacetan lalu lintas yang parah, waktu yang hilang, dan juga korban materi dan bahkan nyawa. Untuk hal ini , alangkah baiknya Jakarta belajar dari Hongkong dalam mengatasai dan mengurangi resiko akibat cuaca ekstrem.
Bonus Libur Berkat Taifun Signal Delapan
Suatu pengalaman menarik sempat saya rasakan ketika “tinggal” di kawasan ini pada awal 1990-an. Ketika itu Taifun signal nomer delapan sudah dinaikkan. Dengan signal ini, semua kegiatan seperti bank, sekolah dan kantor diliburkan. Ketika itu saya pun bersantai sajadi hotel sambil memantau taifun dan mendapat bonus libur satu hari.
Peringatan taifun dengan menggunakan sistem angka ini dimulai sejak tahun 1973 untuk lebih memudahkan masyarakat akan langkah-langkah yang harus diambil untuk mengurangi resiko.
Peringatan taifun nomer satu akan ditayangkan bila suatu badai tropis akan bergerak dalam radius sekitar 800 kilometer dari Hongkong. Tidak akan ada kegiatan yang harus dibatalkan dengan adanya peringatan ini, karena dampaknya mungkin akan kecil. Kegiatan transportasi umum, tur dan segalanya akan berlangsung seperti biasa. Masyarakat hanya diperlukan untuklebih waspada akan kemungkinan datangnya taifun dengan terus memantau peringatan.
Apabila kekuatan angin diramalkan kian kencang dan juga kemungkinan adanya hujan lebat maka taifun signal nomer tiga dinaikan. Peringatan ini mengharuskan pengurangan kegiatan di udara terbuka terutama di pelabuhan dan laut, termasuk pelayaran ke pulau-pulau di sekitar Hongkong atau Macau yang mungkin akan mengalami gangguan. Walaupun demikian,semua transportasi umum masih akan tetap beroperasi secara normal. Beberapa kegiatan bisinis pun mulai dikurangi karena pegawainya bersiap-siap untuk pulang ke rumah sementara transportasi umum masih beroperasi.
Seandainya badai diramaikan akanmendekati Hongkong, maka taifun signal no 8 pun dinaikkan dalam waktu dua jam sebelumnya. Ini berarti semua kegiatan umum seperti bank, sekolah, museum, kantor pemerintah harus ditutup. Sementara transportasi umum seperti ferry, bus, taksi, kereta api,dan bahkan transportasi udara pun harus dihentikan sementara.
Namun, sebagian besar layanan MTR akan tetap beroperasi karena beroperasi di bawah tanah, termasuk kereta api dan taksi yang melewati jembatan Tsing Ma yang menuju bandara CLK.
Asyiknya, setelah signal no delapan dicabut, maka kegiatan mulai ramai kembali sementara orang tetap tidak kembali ke kantor atau sekolah melainkan lebih banyak meramaikan tempat-tempat hibuarn seperti bioskop yang ada di mal . Di Hongkong, momen seperti ini disebut “Pesta Taifun”
Dari Simbol, Meriam Hingga Radio dan TV
Menurut sejarah, sistem peringatan taifun telah ada sejak tahun 1884 dan dikeluarkan oleh Hongkong Observatory yang terletak di Tsim Sha Tsui, Kowloon. Pada saat itu, peringatan menggunakan simbol-simbol seperti drum, bola, dan kerucut. Peringatan ini kemudian dinaikan di beberapa tempat di sekitar Victoria Harbour. Sistem peringatan ini kemudian ditambahkan dengan penembakan meriam sehingga dapat didengar oleh masyarakat. Tentu saja sistem seperti ini kelihatannya sangat :ketinggalan jaman. Maklum radio dan televisi belum ada pada waktu nitu.
Taifun di Hongkong juga diberi nama yang kelihatannya unik dan cantik, di antara nya taifun “Fung Wong” yang artinya burung Phoenix, dan juga Ma on yang berarti Pelana Kuda. Kedua nama tadi juga merupakan nama beberapa puncak gunung di Hongkong.
Karena peristiwa taifun seperti ini sering melanda Hongkong, nampaknya pemerintah dan penduduk sudah siap, sehingga selama bertahun-tahun akhir-akhir ini, jarang sekali ada korban jiwa, sementara kerugian ,materipun dapat diusahakan pada tingkat serendah mungkin. Sebuah sisi lain kehidupan di Hongkong yang konon lebih siap menghadapi bencana.