Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Indonesia dan UK Bisa Saling Belajar

26 Oktober 2011   14:26 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:28 182 3

My name is Julie Siddiqui, I was born in Surrey from a non-practising Christian family and converted to Islam in March 1995”. Ini adalah pengakuan Ms. Siddiqui yang sekarang menjabat sebagai Direktur Eksekutif Islamic Society of Britain yang dilontarkan pada acara diskusi bertajuk Muslim Life in the UK yang diadakan atas kerjasama Program Studi Kajian Timur Tengah dan Islam Universitas Indonesia dan KedutaanBesar Inggris di Jakarta.

Pada acara diskusi yang diadakan mulai pukul 10 WIB pagi tadi di kampus UI Salemba dan dihadiri oleh mahasiswa, dosen,alumni, beberapa wartawan media cetak, dan juga khalayak umum ini dibahas berbagai dimensi lain tentang kehidupan Islam di UK yang mungkin belum banyak diketahui oleh masyarakat umum di Indonesia.

Ke empat pembicara yang diterbangkan langsung dari UK ini kemudian diberikan waktu masing-masing sekitar 10 menit untuk mengungkapkan tentang pandangan mereka terhadapa kehidupan umat Islam di UK baik dalam perspektif pribadi, komunitas, dan juga dalam hubungan dengan negara. Dalam forum tanya jawab, topik pembicaraan kemudian meluas kepada diskriminasi, prasangka, Ahmadiyah dan bahkan juga kehidupan mereka sebagai minoritas di UK.

Negara Menjamin Kebebasan Agama dan Penegakkan Hukum dijunjung Tinggi.

“Menurut statistik terakhir di UK ada sekitar 3 juta pemeluk Islam di antara 60 jutaan penduduk.”. demikian pembicara pertama, Mr. Maqsood Ahmed OBE, yang juga seorang penasehat senior pada “Faith Communities”, sebuah kelompok Islam di Inggris. Ia juga menekankan bahwa secara umum dirinya merasa lebih nyaman menjalankan agamanya di Inggris dibandingkan di negara asalnya. Ia beimigrasi ke Inggris lebih dari 35tahun yang lalu dari Peshawar, Pakistan.

Menjawab pertanyaan tentang kebebasan beragama dan juga masalah Ahmadiyah, Maqsood menjelaskan bahwa di Inggris ada Sembilan agama yang diakui dan ada lebih dari 23 persen penduduk yang mengaku tidak beragama atau tidak mau menyebutkan agama yang dianut. Semuanya mendapat perlindungan hukum yang sama di hadapan negara. Karena itu, walaupun saat ini terdapat sekitar 20 ribu penganut Ahmadiyah, dia yakin bahwa konflik yang melibatkan Islam dan Ahmadiyah tidak akan pernah terjadi di Inggris. Kuncinya adalah fasilItasi dialog yang memang didukung oleh pemerintah baik inter maupun antar agama. Singkatnya Ahmadiyah dipandang sebagai kelompok minoritas dalam Islam sehingga hak dan keamanan mereka dilindungi oleh pemerintah. Karena itu setiap kekerasan akan selalu ditindak sesuai hukum bukan karena mereka itu anggota Ahmadiyah, tetapi karena mereka adalah warga negara Inggris.

Masih tentang Ahmadiyah, Julie menambahkan sempat ada kekhawatiran akan rusaknya aqidah Islam. Namun hal ini bukan lah hak besar yang harus dikhawatirkan.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun