Pernah dengan kalimat "zero mind proses?". Kalimat ini terngiang kembali di pikiran saya. Sekitar 20 tahun yang lalu, setidaknya kalimat tersebut muncul dari sebagian isi buku ESQ yang dikembangkan oleh Pak Ginanjar.
Bisa disebut bahwa zero mind proses sebagai paradigma inti dalam pengembangan personal. Untuk berkembang di area apapun dalam siklus hidup anda, tetaplah bertumpu pada paradigma di atas.
Secara spirit, zero mind proses adalah melibatkan Tuhan (Allah swt) dalam mencapai pencerahan, gagasan murni dan problem solving. Persis, tatkala Musa memukulkan tongkatnya ke laut. Dia melakukannya begitu saja berdasarkan keyakinan puncak atas perintah Allah swt.
Jadi, presos ini tidak menafikan usaha dalam mencapai realitas baru dari takdir kita.
Zero mind proses adalah proses mengosongkan pikiran kita dari rantai kesombongan, keputusasaan,dan belenggu intelektualitas. Hingga muncul sikap pasrah yang total.
Lingkaran paradigma ini bermuatan atas konsep 165. Secara taktis konsep merupakan implimentasi dari sikap tauhid(1), rukun iman (6) dan aplikasi dari Rukun Islam (5).
Jika ketiganya dipadukan maka akan menggerakkan energi potensi pribadi dan sosial yang berjalan sesuai sunnatullah. Sehingga sukses dan bahagia serta kelimpahan akan mudah diraih.