Lembut bagai bianglala
Berdesing bak halilintar menyapa
Pagi indah saat mata terbuka.
Sapamu dengan suara bianglala
Hatiku tersenyum bersama jari-jemari
Menari di atas telapak kaki
Aku lihat senyum bersama mentari.
Sajadah sejak tadi bersamamu
Mengajak bersujud tanpa ragu
Hati berbisik dengan burung itu
Merintih pelan gumpalan darah beku.
Lagi-lagi suara bianglala terdengar nyaring
Berdesing tepat di telingaku tak asing
Merdu menyapa ranting kering
Membantu angin menembus dinding.
Aku lihat mata itu benar-benar berbinar
Aku hayati wajah tampak segar
Berjalan mataku menembus pagar-pagar
Jiwa penuh api yang membakar.