Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Utara diakhir Kalender

10 November 2013   02:21 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:22 37 2
Cuaca terlihat murung sekali hingga tidak sulit untuk aku mulai menghitung berapa biji bintang yang hadir diperaduan malam ini.

Bulan juga begitu ia terlihat girang bermain dengan tirai awan yang silih berganti coba menyelubungi sehingga lupa akan tugas memberi cahaya, seperti janji yang diikrarkan pada pungguk sang perindu.

Utara menderu mengirimkan angin membelah samudra, aku yakin riak kecil kejaran ombak sewaktu-waktu dapat berubah menjadi gelombang sebukit safa dan marwa.

Jangankan tebing yang kaku karangpun enggan beradu jika gelombang tidak mau bersatu.

hidup dipucuk tapal batas perairan negara yang bersua langsung dengan bebasnya lautan dunia banyak mengajarkan kami jika alam dapat lebih kejam dari neraka.

Alam bisa saja menyapu tonggak-tonggak kecil rumah diatas air bila amarahnya tiba.

Alam dapat saja menggulung jelatik sembako memutuskan rantai makanan.

Alam bisa kapan saja untuk dapat membenamkan anak manusia agar terpuruk dipalung samudra jika ia memang menghendakinya.

Tiada tangkal penenang jika ia datang dengan binal, tiada dukun pengobat agar dapat menghambat, tiada pedang pembunuh andai ia datang penuh pikiran keruh.

Jalan keluar tidak seperti buah simalakama, jalan keluar tidak seperti kanan racun dikiri tuba.

Ia hanya hendak kami patuh teguh akan apa yang telah digemuruh, ia hanya hendak kami taat dengan apa yang diisyarat, ia hanya hendak kami ikut dengan apa yang dituntut.

Setelah sepuluh bulan ia tertidur, dilembaran akhir kalender kami sudah tau jadwal ia akan mendayu-dayu, menggebu-gebu seperti hewan terburu nafsu.

Sudah selayaknya kami mengebat tambat dipelantar, sudah saatnya kami sejenak mengalah, karena alam tidak akan pasrah jika amarannya tiada diindah.

Kami tau betul ini bukan ujian yang melahirkan kelulusan, melainkan arogan alam yang tak akan pernah terbendungkan.

Taufik Footprint

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun