Jangankan keadaan yang ada di luar diri kita yang selalu memercikkan cahaya (sepertinya) untuk meminta diceritakan menjadi makna. Mulai dari akal-akalan pemerintah ataupun rakyatnya yang dipaksa masuk akal sekalipun atas nama kemashlahatan, sampai dari keindahan akan indahnya semesta beserta keselarasan pun keharmonisannya yang sebetulnya juga gitu-gitu aja. Mudah ditebak! Fase kenyamanannya stagnan, jiwa petualangannya hanya bersandar pada pengalaman wadag. Dan akhirnya gumunan pada sesuatu yang nampak baru dipandang mata.
KEMBALI KE ARTIKEL