Entah mengapa kabut itu menghilang setelah perjumpaan tanpa sebuah kata sepakat. Digantikan oleh keelokan Sang Fajar yang meyapa, menyirami rona semesta sebuah pengembaraan di pagi hari itu. Meskipun lisan tak pernah sanggup untuk mengungkapkan, setidaknya sebuah isyarat sudah cukup bagi alam raya untuk merestui sebuah tatapan antara Layla maupun Tama untuk saling melepas lega.
KEMBALI KE ARTIKEL