Sesampainya di rumah, pertemuan dengan Layla sedikit mengganggu ketenangan batin Tama. Sebuah pertemuan yang selalu didambakan oleh Tama, namun selalu ia seka dan tahan pertemuan-pertemuan yang diniatkan oleh dirinya. Bahkan, sebuah sapaan pun enggan ia ungkapkan demi kerinduan yang terpendam. Kata-kata hanya tersimpan rapi dalam laci tanpa pernah ia utarakan. Suara-suara pun hanya mampu ia titipkan kepada angin yang tak sengaja berlalu.
KEMBALI KE ARTIKEL