Setelah saya telusuri lorong yang menjenuhkan ini, hanya terdapat satu kepastian yang sudah kutemukan. Rindu. Bukan rindu akan keramaian atau belaian perhatian, begitupun kebutuhan kasih sayang, melainkan kepada entah. Cangkrukan senja kala itu terkesan galau  bagi para jomblo-jomblo yang lebih sering menghabiskan waktu dengan secangkir waktu daripada melakukan pekerjaan pada umumnya.
KEMBALI KE ARTIKEL