Oleh: Tatiek R. Anwar
Luka adalah
Mata menyelia kalam-Nya
Merasikan tanda kekuasaan-Nya yang bertebaran di bumi
Namun tak jua membuat jeri atas kebesaran-Nya.
Luka yaitu
Telinga menjejaki serundai firman-Nya
Gelombang rampak menyelusup nadinya
Tapi tak hendak merisak kepekaannya
Luka ialah
Lisan lihai menari petik asma-Nya
Lantang teriakkan pukaukan manusia
Tetapi melupa kausa penciptaan-Nya
Luka itu
Hati menjajaki keagungan-Nya
Menahbiskan semua nikmat yang dirasa
Namun gemanya tak mewujud telatahnya
Ketika manusia sampai pada pijakan
Pucuk kekuasaan
Puncak kejayaan
Tingginya kehormatan
Panjangnya gelar keilmuan
Akan tetapi tak membuat nuraninya lembut
Hatinya tunduk
Tingkah langkahnya sebagai panutan
Jemawa atas pencapaiannya
Lupa pada Sang Kuasa
Itulah sejatinya luka
Yang menjerumuskannya dalam kebinasaan
Tangsel, 13 Januari 2022