Kabupaten Kota Purwakarta  merupakan salah satu wilayah pusat pengembangan industri kreatif di Jawa Barat. Kekuatan utama yang mendukung sektor industri di daerah ini adalah hasil-hasil dari sektor kerajinan karya keramik terapan dan kontemporer. yang mempunyai sentra litbang kerajinan keramik satu-satunya di Indonesia. Berdasarkan Keputusan Menteri Perindustrian Republik Indonesia No: 1 Tahun 2022 tanggal 21 Februari 2022 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri, Balai Besar Keramik di-reorganisasi dan namanya diganti menjadi Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Keramik dan Mineral Nonlogam yang selanjutnya disebut Balai Besar Keramik dan Mineral Nonlogam.
Sebagai sebuah hasil kebudayaan yang konkret, kerajinan keramik sangat berpengaruh dengan perilaku masyarakat pendukungnya, baik dalam berinteraksi maupun komunikasi. Kerajinan keramik juga merupakan bentuk ekspresi perilaku, dan sering dipandang sebagai salah satu ciri kuat dari identitas kebudayaan, artinya dalam karya seni tercermin sistem nilai, tradisi, sumber daya lingkungan, kebutuhan hidup, dan pola perilaku manusia.
Berdasarkan beragam karya seni keramik yang ada di Purwakarta, salah satu yang dikembangkan dan di apresiasi oleh masyarakat sekitar yaitu keramik karakter pewayangan yang merupakan hasil akulturasi karya sastra klasik Hinduism yaitu  kisah Ramayana, yang tokoh utamanya adalah Rama, Sinta dan Rahwana. Perwujudannya tampak dengan nyata keberagaman yang mencerminkan ciri khas setiap daerah tempat masyarakat pendukung menjalani kehidupan sehari-hari (Rohidi, 2000: 196).
Rahwana merupakan tokoh antagonis didalam kisah Ramayana, yang di visualisasikan oleh pengrajin keramik di Plered Purwakarta, yang mempunyai konotasi bagi yang baru mengetahuinya, nilai tradisi masyarakat Purwakarta memasang berbagai visualisasi patung karakter yang berada disetiap sudut kota, selain memberikan nilai keindahan juga memberikan pesan masyarakat tersebut mempunyai ciri khas daerahnya.
Dalam tulisan ini penulis mencoba mengupas elemen visual pada karakter patung Rahwana, bukan hanya sekedar keindahan visual, watak pada karakternnya semata, hal yang dilakukan adalah melakukan pengkajian dengan melakukan pengamatan elemen visual dan literatur sehingga mendapatkan pemahaman tentang karakter patung Rahwana.
Data-data pembahasan ini dikumpulkan dari litertur-literatur yang ada, berupa buku, observasi, dan wawancara terhadap pelaku seni yaitu pengrajin, tokoh masyarakat, dan petugas litbang di Plered Purwakarta, untuk mendapatkan pendapat-pendapat mengenai karakter patung Rahwana, sehingga penulis mendapatkan hasil dalam kajian ini.
Dalam melakukan analisis data, penulis mencoba melakukan dengan metode semiotika berdasarkan teori Charles Sanders Pierce. Analisis dilakukan untuk menemukan jawaban tokoh patung karakter Rahwana menjadi makna yang tidak negatif, proses yang akan dilakukan dalam melakukan analisis berdasarkan teori Charles Sanders Pierce yang dikenal dengan trikotomi tanda, terdiri dari ikon, indeks dan simbol, dengan mengaitkan visualisasi patung karakter Rahwana dengan ikon seorang raja yang gagah perkasa dan sakti, dengan simbol elemen visual yang berwarna merah dan indeks di visualkan dengan penuh  emosi sehingga menjadikannya satu kesatuan.