Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan Pilihan

Hadiah Jam Tangan dari Ibuku

23 Desember 2014   13:42 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:39 157 0

Diterima kuliah Negeri apalagi di Surabaya. Menjadi HOTNEWS di tempat tinggalku. Kalau sekarang mungkin menjadi trending topic. Maklum saat itu jarang anak kuliah setelah lulus SMA. Hanya anak-anak yang orang tuanya mampu saja yang bisa kuliah. Anak-anak guru juga jarang yang sampai kuliah. Kalau toh kuliah mungkin di swasta di dekat-dekat kurang lebih 30km dari tempat tinggal.  Rencana kuliahku pernah menjadi penyebab pertengkaran kecil di lingkup keluarga. Mbah Buyutku tidak terima, aku dicaci. Mulanya hanya pertanyaan biasa. “Anake Satinah Sido daftar kuliah to? “, tanya mbah Misan.  “Yo mbuh, koyoke yo sido dek wengi jare nang jember …ujian”, sahut mbah buyutku. “Oh alaaah… wani tenan ta, kuliah iku ngentekni duwit. Opo kuwat?”, terang mbah Misan. Mbah misan sebenarnya seumur ibuku. Tetapi trah keluarga harus dipanggil “mbah”. Mbah buyutku muntap dan marah-marah, “Ojo dumeh…sawahmu ombo, bojomu sugih…masio ora duwe opo-opo arek iku ..yo iso kuliah”. Kejadian itu jadi beban juga. Apa benar….bisa  kuliah? Nanti uangnya bagaimana? Tempat tinggal dimana? Bisa lah di rumah mbah putriku. Karena ujian sudah berlalu. Aku hanya bisa berdoa, menangis, puasa, dan minta terus…kepada Allah. Duh gusti paringo kulo kasembadan nglampahi urip puniko…  Tetanggaku yang guru SMP juga pesimis. Apalagi pilihannya matematika. Hatiku menciut tak punya harapan. Aku hanya pasrah. Seandainya tidak diterima aku sudah siap pergi dari kampung halamanku. Surabaya menjadi obsesiku. Sampai suatu hari, bapakku memberitahu, namamu ini kan, cocok tidak dengan nomornya. Alhamdulliah syukur terus aku ucap tak henti-henti. Demikian ibu mengucap syukur dan doa-doa. Merangkul dan membelai-belai. Pinter nak- pinter nak, mugo-mugo kabul opo sing mbok karepne… Rasa kasih sayang dan harapan  tercurah. Kedalaman cinta ibu terngiang langsung. Sungguh harapan besar yang diharap ibu. Aku juga sadar, ini waktu perjalanan  mengubah nasibku dan keluargaku.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun