Mohon tunggu...
KOMENTAR
Lyfe

Berpacaran

18 September 2011   13:19 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:51 332 0
Sudah lama tidak menulis di kompasiana. Rindu untuk menuliskan apa yang terjadi selama beberapa bulan ini tidak muncul. Banyak sekali yang dirasakan ketika tidak lagi muncul di kompasiana. Tepat satu tahun aku off dari kompasiana. Kemanakah aku???

Tepat satu tahun aku tidak muncul. Dan selama satu tahun itu aku mengembara ke duniaku. Dunia anak muda yang penuh sensasi dan mencari hiburan. Apakah hanya itu? tentu tidak. Selama setahun ini aku sibuk dengan urusan kuliah dan cinta.

Pada awal aku gabung di kompasiana, pada saat itu aku masih baru awal masuk-masuk kuliah dan belum terlalu mengalami banyak hal mengenai pacaran. Pada saat gabung dengan kompasiana, aku memang sedang menjalin kisah cinta dengan seminarian yang hanya bertahan 2 bulan. Tidak banyak kisahku tentang dia yang kutuliskan di kompasiana ini.

Setelah pada akhirnya kami memutuskan untuk berpisah, mulailah kembali aku berpacaran dengan seorang ex-seminarian. Kami kenal hanya sekitar beberapa minggu, lalu pada akhirnya memutuskan untuk berpacaran pada tanggal 24 September 2010. Sejak saat itulah aku tidak lagi menulis di kompasiana.Banyak hal yang aku alami pada masa-masa pacaran itu. Sekarang walau hanya masih tanggal 18 September, aku merasa ini sudah satu tahunlah aku mengenalnya.

Berpacaran kali ini banyak sekali pelajaran suka duka di dalamnya. Dari mulai mendalami karakter masing-masing, perbedaan pendapat dan sudut pandang, perbedaan keinginan, mencari solusi, berdiam, tertawa, bercerita, menangis, marah, angkuh, dll.Kami berdua terpisah jarak dari barat ke timur, namun masih satu Jakarta.

Semakin lama kami bersama, semakin banyak masalah datang. Aku seorang yang pencemburu dan curigaan. Dia seorang yang sangat mementingkan jaringan sosialnya. Banyak waktunya yang tersita untuk kegiatan-kegiatannya bersama teman. Waktu kami untuk bertemu semakin singkat dan terhalang kesibukan masing-masing. Wajarlah kini aku menjadi seorang yang pencemburu dan curigaan. Sempat kami putus di tengah jalan hanya karena aku yang tidak bisa percaya kepada laki-laki. Padahal, keutamaan yang diharapkan laki-laki adalah kepercayaan dari wanita. Tetapi terhitung tanggal sekarang pun aku masih belum bisa memberikan itu untuknya.

Walau aku tidak bisa memberikan itu, dia tetap tidak ingin pisah. Namun sekarang, ketika kami bertengkar hanya karena aku yang curigaan, dia sekarang lebih sering dan leluasa mengucapkan kata putus. Apakah itu senjata dia untuk mempertahankan dia atau memang dia yang sudah tidak tahan?

Dia orang yang tidak terlalu terbuka untuk semua urusan-urusan pribadinya. Termasuk dia tidak mengakui kalau dulu pernah menyukai temannya dan sampai sekarang masih berteman dengannya. Dia selalu mengatakan "tidak" untuk semua yang sebenarnya adalah "Iya". Apa maksudnya dia menyembunyikan itu?

Suatu saat, ada dimana waktu dia mengakui semua yang dia sembunyikan padaku. Dia mengatakan sempat beberapa kali pergi ke tempat dugem "dunia gemerlap" seusai kuliah dan itu tidak dikatakan padaku. Untuk apa dia pergi ke tempat itu? Dia bilang hanya sebatas ingin tahu saja. Apa benar begitu? Apa dia akan mengulanginya lagi?

Pengakuan keduanya adalah memang benar dia pernah suka dengan teman wanitanya yang dulu tidak sempat dia akui padaku. Namun sekarang hanya berteman. Aku bertanya apakah dia masih suka, dia jawab tidak, hanya sebatas teman. Sulit aku menerima, tapi ya sudahlah kalau sekarang dia baru mengakui, karena pada awalnya aku pun sudah tau.

Pengakuan ketiganya adalah berhubungan dengan sifat khas seksual laki-laki. Dia mengakui kalau senang sekali dengan yang namanya pornografi. Dan suka sekali melakukan "masturbasi" untuk memuaskan hasratnya. Dia akukan itu padaku. Antara kecewa dan pasrah, aku bingung menyikapi pengakuan yang satu ini.

Dari semua pengakuannya, dia bilang dia adalah laki-laki yang brengsek dan tidak ada lagi yang bisa kubanggakan darinya. Memang setelah pengakuan-pengakuannya itu aku merasa dia telah merusak kepercayaanku, yang menyatakan bahwa dia adalah laki baik-baik, yang tidak suka dengan dunia gemerlap, yang menjaga perasaan wanita dengan tidak menyukai wanita lain, dan laki-laki yang bisa mengelola hasrat kelaki-lakiannya dengan tidak tertarik dengan pornografi ataupun melakukan kebiasaan masturbasi.

Kini yang tersulit bagiku adalah membangun kembali kepercayaan-kepercayaan yang ada. Mengingat kami sudah memasuki semester ketiga kuliah. Tentu akan banyak godaan daripada kesibukan yang semakin bertambah. Bagaimana caranya supaya komitmen kami tidak rusak hanya karena dia yang pernah begini dan begitu. Bagaimana pula mengembalikan rasa percaya  dirinya yang telah mengakui semua yang disembunyikan padaku.

Banyak yang menjadi pemicu terjadinya hal-hal negatif pada setiap pasangan. Mulai dari jaringan pertemanan, dan kemajuan teknologi yang semakin canggih. Aku hanya bisa berdoa pada Tuhan supaya Ia melindungi pacarku dari segala pengaruh negatif dan menjaganya pada jalan yang benar.

Sungguh berpacaran yang sangat riskan dan berusaha mempertahankan sampai jenjang pernikahan...

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun