Yang namanya eksploitasi tetap saja eksploitasi walau dibalut dengan kemasan kampanye yang indah.Perbudakan tetaplah perbudakan sekalipun kalian membalutnya atas nama kebebasan. Imprealisme dan kapitalisme energi strategis ciri khas korporasi barat di berbagai penjuru dunia, khususnya di Indonesia sangat mengusik jiwa Nasionalisme kita. Sebuah negara merdeka dan berdaulat ,hendaknya merdeka juga dalam mengolah sumber daya alamnya.Namun sayangnya rezim-rezim pemerintahan negara kita terlalu takut untuk berani melawan kepentingan asing. Seolah kepentingan asing dan golongan lebih berharga diatas kepentingan bangsa dan negaranya.Freeport di Papua,Pencemaran Newmont dan Chevron membuktikan bahwa bangsa ini masih terjajah oleh kepentingan asing.Kita belum berdaulat dan merdeka dinegara sendiri!. Kampanye Chevron bertolak belakang dengan kenyataan dilapangan?. Bukan maksud untuk memfitnah.Ini saya sampaikan refrensinya seperti diberitakan di Media Indonesia .Silahkan anda menilai sendiri. Berikut kutipan lengkapnya: Eksploitasi Chevron Di Lahan Konservasi Ilegal Bandung - Dirjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA) Kementerian Kehutanan Darosi, mengatakan eksplorasi di lahan konservasi merupakan tindakan ilegal. Menurut dia, izin yang diajukan PT Chevron pada 2007 belum direalisasikan. "Izin yang diperoleh PT Chevron yaitu izin (sumur) lama, bukan untuk mengekplorasi sumur baru," tuturnya. Hasil kajian pemerhati dan penyelamat lingkungan, PT Cevron telah mengeksplorasi dan mengeksploitasi lingkungan Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. "Jika dilihat dari peraturan yang berlaku mengenai sumber daya hayati dan eko sistem, PT Chevron telah melanggar Undang Undang (UU) Nomor 5 Tahun 1990," ungkap Ketua Forum Penyelamat Lingkungan Hidup Jawa Barat Tio Setiowekti. Sementara itu, GM PT Chevron Alimin Ginting, berdalih pihaknya telah bekerja sama disertai MoU dengan pemerintah RI terkait dengan pemanfaatan sumber daya gas bumi, sejak 15 tahun lalu. "Jadi, kami tidak mungkin melangkah tanpa izin," kata Alimin kepada media, Rabu (14/9). (Yul-Media Indonesia). =============================================================== Sajak renungan........ Aku muak dengan kapitalis karena ia merupakan raksasa tak berkaki serta berotak anak ayam, jelmaan lintah yang tak pernah kenyang. Aku; kamu; dan mereka semua; serta bayi-bayi ini...mereka adalah para pewaris bangsa yang terpasung dan terkekang, karena kemiskinan telah merantai tangan-tangan dan tubuh mereka dalam belenggu kebodohan. Aku bukanlah seorang provokator, atau anarkis bukan pula komunis, aku mengajarkan kepada mereka tentang Tuhan, dan ketika mereka marah meradang , aku redam mereka dengan akal dan nurani, Aku seorang motivator , sekaligus orang yang terpasung, roda-roda kehidupan kudapati berlawanan arah denganku, ia melindas dengan angkuh setiap benih yang kutanam dan hendak bertunas Dan aku melihat disana, dibalik tumpukan sampah ada budak sedang tertidur , aku tak ingin membangunkan dia kalau-kalau ia sedang memimpikan “kebebasan.” Bila ia telah terbangun akan aku jelaskan tentang arti kebebasan kepadanya. Tapi aku juga mencintai para budak itu, seperti cintaku pada kebebasan, sebab mereka mengecup dengan mata tertutup taring binatang buas dalam hening ketidaktahuan, tanpa tahu senyum maut yang menunggu, dan tak pernah menyadari, sedang menggali kuburan dengan tangan mereka sendiri. kehidupan berbangsa laksana sebuah kursi singgasana, bila rusak atau patah sebagian maka pincanglah sebuah bangsa. Dan Matilah sebuah bangsa bila hukum dapat dibeli dengan uang, serta para pemikirnya membiarkan kebohongan sedangkan ia mengetahuinya -kemudian karena sesuatu hal ia hanya diam terpaku , lalu menyerah dalam kubangan belenggu yang bernama kekuasaan. ============================================================================ Kunjungi situs pribadi saya www.indonesiabangga.com
KEMBALI KE ARTIKEL