Mereka hanya membutuhkan waktu 40 menit untuk menyelesaikan misi sangat rahasia tersebut.
Saya tak bermaksud menyanjung pasukan khusus AS ini atau mendukung aksi-aksi mereka menumpas teroris. Saya hanya ingin melihat sisi positif dan mengambil pelajaran dari pasukan elite ini.
‘Tim Enam' merupakan bagian dari Navy SEAL (Sea, Air and Land), pasukan elit Angkatan Laut Amerika Serikat. Bila di Indonesia Navy SEAL seperti Pasukan Katak Angkatan Laut, anggota Tim Enam adalah yang terunggul dari yang terbaik.
Tim enam dilatih secara khusus. Mereka dikabarkan terdiri dari 40 orang yang digembleng selama satu bulan di Afghanistan.
Nama resmi Tim Enam adalah Naval Special Warfare Development Group, disingkat menjadi DevGru. Inilah pasukan Navy SEAL yang terhebat. Mereka terlatih untuk berperang dan menjalankan misi di darat, laut, bahkan udara. Demikian Tempo Interaktif menulis.
Pelajaran apa yang bisa kita ambil dari pasukan super elite yang tangguh ini?
Menetapkan Tujuan yang Jelas dan Spesifik
Sejak dibentuk pada tahun 1980, mereka sudah memiliki tujuan yang sangat spesifik. Menjalankan misi-misi khusus dan rahasia. Misi-misi sangat berbahaya dengan resiko tinggi bahkan resiko kehilangan nyawa.
Karena itu ‘Tim Enam’ dipilih yang terunggul dari yang terbaik.
Selain memiliki fisik prima dengan kekuatan lebih dari pasukan biasa, Tim Enam juga menguasai bahasa asing. Mereka biasanya menguasai lebih dari tiga bahasa. Dalam operasi memburu Bin Ladin, hampir semua anggota yang turun menguasai bahasa Pashto atau Pashtun, salah satu bahasa di Pakistan. Mereka juga sudah teruji untuk beradaptasi di segala lingkungan.
Mempersiapkan Diri dan Mulai Bertindak
Untuk sukses dalam kehidupan dan dalam hal apa pun, kita juga harus punya tujuan yang jelas dan spesifik. Setelah tujuan ditetapkan, kita harus mempersiapkan diri, lalu mulai bertindak utuk meraih tujuan tersebut. Langkah-langkah mencapai tujuan itu seperti menjalankan misi khusus yang berbahaya.
Dalam menjalankan misi hidup, akan banyak halangan dan rintangan yang harus kita atasi. Kita juga harus siap melakukan hal-hal beresiko tinggi dan berbahaya saat menjalani misi.
Karena itulah kita perlu melakukan persiapan matang. Metatih fisik dan mental dengan disiplin tinggi. Kita juga perlu terus-menerus meningkatkan kemampuan diri untuk menghadapi setiap masalah yang akan menghadang di perjalanan. Mempelajari berbagai jenis keterampilan yang perlu dikuasai untuk melapangkan jalan mencapai tujuan.
Melatih Diri dengan Disiplin Tinggi
Personil DevGru, dipilih dari personil Navy Seal dengan seleksi yang sangat ketat dan jadwal latihan yang sangat intensif dengan resiko tinggi (mengalami luka serius bahkan kematian). Ini menggambarkan betapa ketat dan berat seleksi dan latihan calon personil DevGru. Hal ini tentunya dilakukan agar setiap personil bisa menjalankan tugas-tugas berat dan berbahaya di segala medan.
Masalahnya, dalam menjalani misi kehidupan untuk mencapai tujuan, kita tak ada yang melatih dan mengawasi. Kita juga tak punya komandan yang akan memberi intruksi dan arahan. Kita sendiri yang harus menentukan apa tujuan yang ingin kita capai, langkah apa yang akan kita lakukan dan strategi apa yang akan kita jalankan untuk mencapai tujuan.
Kita juga harus siap menghadapi segala kemungkinan dan bisa mengatasi segala masalah yang akan kita jumpai di lapangan. Untuk itu, kita harus melatih sekaligus mengawasi diri-sendiri dengan penuh disiplin.
Kita adalah prajurit, pelatih, pengawas, sekaligus komandan untuk diri kita sendiri.
Tentu saja, tidak semua hal akan berjalan sesuai rencana. Ada hal-hal yang bisa terjadi di luar perkiraan dan di luar kendali kita. Semua itu bisa membelokkan bahkan menghentikan langkah kita. Namun jika kita sudah menetapkan tujuan yang jelas dan pasti, kita bisa kembali ke jalur tujuan kita.
Seperti personil pasukan khusus menghadapi resiko tinggi (luka serius atau kematian) saat menjalankan tugas, kita juga menghadapi resiko tinggi kegagalan bahkan kehancuran saat menjalankan misi mecapai tujuan. Namun dengan latihan intensif, perencanaan yang matang dan tindakan yang terarah, resiko bisa diminimalisir.
Mengendalikan Rasa Takut
Apakah personil Tim Enam tidak memiliki rasa takut saat menjalani misi berbahaya? Mereka manusia yang juga memiliki rasa takut, bukan robot yang tak memiliki perasaan. Tapi, mereka bisa mengendalikan rasa takut, bukan sebaliknya dikendalikan rasa takut.
Tindakan apa yang akan anda lakukan untuk menyelesaikan misi khusus dan berbahaya anda di medan kehidupan? Silakan berbagi di komentar.
Cerita inspiratif lainnya silakan kunjungi : http://curhatkita.blogspot.com