Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Bali pada tahun 2018 adalah 6,35 persen. Ini merupakan prestasi, karena pertumbuhan itu melampau pertumbuhan ekonomi nasional yang berada pada kisaran 5 persenan. Tapi sayangnya, tingkat kemiskinan Bali pada September 2018 yaitu 3,91 persen dan merupakan terendah kedua se-Indonesia setelah DKI Jakarta. Sedangkan tingkat pengangguran Bali masih 1,37 persen, dan menjadi yang terendah se-Indonesia.
Tribunnews Bali
Menurut keterangan pejabat setempat, usaha menggenjot sektor pertanian di Bali sudah dilakukan. Misalnya memberi dukungan di hulu, mulai dari bibit, pupuk dan sebagainya. Lalu di hilir, ada bantuan mengembangkan industri pengolahan makanan yang berasal dari bahan baku sayuran, semangka dan sebagainya.
Keseimbangan antara hulu dan hilir itu juga diupayakan dengan terbitnya Pergub Nomor 99 Tahun 2018 tentang pemanfaatan dan pemasaran produk pertanian, perikanan dan industri lokal. Bahkan, setiap minggu sudah diadakan pertemuan dengan beberapa kelompok tani.
Tapi mungkin upaya itu belum maksimal. Atau mungkin juga, sektor pertanian sudah tidak menarik lagi. Karena fenomena pertanian yang semakin ditinggalkan itu terjadi dimana-mana. Khususnya di kalangan anak muda. Regenerasi petani adalah masalah yang akan terus menghantui produksi pertanian kita.
Kita tidak ingin Bali menanggalkan keunggulannya di bidang pariwisata. Tapi alangkah baiknya bila pertanian juga tidak ditinggalkan. Setidaknya ada keseimbangan. Karena bagaimanapun juga, Bali merupakan salah satu lumbung beras di luar Jawa. Selain itu, siapa yang bisa lupa karakter sawah Bali yang bertingkat-tingkat. Jangan sampai pertanian di Bali ditelantarkan, sehingga gambaran sawah Bali hanya tinggal kenangan yang Cuma bisa kita nikmati di lukisan.