Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Akhir Pekan Berwarna

23 Februari 2010   21:44 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:46 74 0
[caption id="attachment_80363" align="alignleft" width="199" caption="janitor from Flickr"][/caption]

Sosok ramping itu menyambut orang-orang yang masuk dengan senyum ramah. Spontan saya balas senyumannya sambil tercenung, tak biasanya ada senyum di tempat seperti ini. Tubuhnya dibalut pakaian seragam warna merah maroon dengan jilbab rapi warna senada. Sambil menunggu antrian saya amati diam-diam ia yang berceloteh riang kepada sekelompok gadis penjaga toko yang sedang asyik berdandan, “Nah, sudah pada tambah cantik sekarang.” Kemudian, “Mbak, awas resleting roknya belum tertutup,” yang diajak bicara terkekeh geli sambil membetulkan pakaiannya. Teman-temannya ikut tertawa.

Tak lama salah satu ruangan terlihat kosong maka tanpa ragupun saya bergegas hendak masuk, “Sebentar bu, biar saya bersihkan dulu.” Tangannya dengan sigap menyiram (flush), menyemprot dudukan toilet lewat selang air kemudian dilap. Lantainya yang basah dikeringkan dengan alat bertongkat. Semuanya dikerjakan kira-kira tak lebih dari tiga menit. “Silakan bu.” Ia mempersilakan sambil tersenyum kembali.

Selesai berhajat kecil memenuhi panggilan alam, saya sengaja agak lama cuci tangan dan merapikan diri di luar ruangan. “Sibuk ya, pengunjung mall sedang ramai sekali .. “ sapa saya membuka pembicaraan. Dia mengangguk tersenyum tanpa beban, “Ada saja orang yang kencing di lantai dan cuci kaki di lantainya bu, jadi harus dibersihkan dan dikeringkan berkali-kali.” Obrolan kami terputus karena seseorang berteriak, “Mbak, tolong dong ini dibersihin dulu.” Seorang perempuan muda dengan dandanan trendy bersungut-sungut menahan langkahnya sebelum memasuki salah satu ruangan yang berderet itu.

Kejadian ini terjadi di siang hari, suatu akhir pekan di sebuah toilet umum salah satu mall di bilangan Jakarta Selatan. Toilet umum di mall bukan suatu hal yang aneh, tetapi di Jakarta tak mudah menemukan sosok penjaga toilet yang sigap lagi ramah seperti dia. Aini, sebut saja demikian, terlihat mengerjakan pekerjaannya dengan penuh semangat.Pekerjaan yang dipandang hanya sebelah mata oleh sebagian orang itu tak menghalangi dirinya untuk mengerjakan dengan sunguh-sungguh dan hati gembira. Ternyata dedikasi dan totalitas tak hanya ditemukan di ruang kantor yang rapi wangi. Ia buktikan mampu bekerja dengan penuh tanggung jawab.

Di akhir pekan, Aini si gadis muda juga pergi ke mall seperti teman-teman sebayanya hanya bedanya ia tak belanja, nongkrong di café ataupun sekedar window shopping. Aini bekerja di salah satu sudut mall mewah itu, tidak dengan meja kerja dan perangkat komputer tetapi dengan tongkat pel, cairan pembersih dan selembar lap di tangan. Tak ragu ia berkutat dengan kotoran tetapi hal itu justru membuatnya tetap bersih dari godaan untuk mendapatkan uang dengan cara yang tak pantas. Baginya bekerja halal adalah kehormatan.

Dekat eskalator samping parkiran lantai bawah, rekan sekerjanya, seorang pemuda dengan seragam sewarna milik Aini sedang mengepel lantai. Dari ujung ruangan seseorang yang nampak seperti supervisornya berteriak melambaikan tangan. Sempat terdengar jawaban si pemuda masuk telinga saya, “Belum bisa kesana pak, keteteran di sini...” Saya menoleh ke arahnya, senyuman menghiasi wajah si pemuda.

Saya tersenyum serasa menyapa, “Ramai sekali ya, dik?” Ia mengangguk sambil tak henti mengayunkan alat pelnya, “Biasa bu, Sabtu - Minggu memang begini.” Wajahnya bersih dan suaranya riang. Saya yakin lantai itu sudah beberapa kali dipel hari ini karena belum juga mengering sudah diinjak-injak lagi oleh pengunjung yang lewat, yang tak mau membuang waktunya untuk sekedar mengucap maaf dan permisi.

Dua orang anak muda sederhana, di hari dan tempat yang sama telah memberikan nuansa warna berbeda di akhir pekan saya. Bagaimana dengan anda? Siapakah yang memberi warna di akhir pekan anda kemarin?

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun