Malam itu bulan tampak bundar bak telur dadar. Seorang lelaki tua yang duduk di kursi roda memandanginya dengan wajah muram. Ada sesuatu yang menyesakkan dadanya. Bukankah ini purnama yang ke delapan belas? Masa yang telah ia habiskan sejak ketiga anaknya mengantarnya ke panti ini.Â
KEMBALI KE ARTIKEL