Mohon tunggu...
KOMENTAR
Money

Manajemen Berintegritas

14 Desember 2012   01:26 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:42 164 0
Alkisah, seorang karyawan dipanggil oleh pimpinan karena surat pengunduran diri yang diajukannya. Si Bos heran, bahwa hampir tidak terjadi apa-apa pada dia. Bahkan, tahun baru yang tinggal beberapa hari lagi, karyawan tersebut akan diberikan reward atas prestasinya.

Di hadapan meja si Bos, terjadilah dialog sebagai berikut.

"Mengapa kamu mengejutkan kami? Apakah fasilitas yang disediakan, komisi yang diberikan, dan bonusnya tidak sesuai dengan ekspektasi kamu?" Kata Bos, tenang tapi penuh keheranan.

Karyawan tersebut menjawab,

"Tidak ada yang salah. Bahkan semua itu lebih dari cukup bagi saya dan keluarga. Tetapi...(katanya sambil menarik nafas tanda ada sesuatu yang mengganjal)"

"Katakan saja! Siapa tahu kami bisa membantu...." Kata Bos menawarkan.

"Baiklah. Toh saya sudah mengajukan pengunduran diri, dan akibat dari yang saya sampaikan tidak akan berpengaruh kepada saya." Katanya seperti berbicara kepada dirinya sendiri.

Si Bos menunggu seperti seorang murid SD sedang menanti penjelasan guru kelasnya.

"Sebenarnya, perusahaan ini diisi oleh orang-orang hebat. SDM yang direkrut merupakan pribadi dengan IQ tinggi dan berkualitas. Tidak heran, jika setiap tahun performa perusahaan selalu menunjukkan grafik yang menaik. Berarti perusahaan ini GROWTH dan RUNNING dengan baik."

"Tapi pernahkan Bapak sebagai pimpinan menelisik bahwa sebenarnya perusahaan ini sangat keropos? Perusahaan ini memiliki sistem yang justru di masa mendatang akan menghancurkan dirinya sendiri.

Apakah itu? Banyak, bahkan terlalu banyak jika disebutkan satu persatu. Tetapi saya akan menyebutkan beberapa di antaranya.

1. Perusahaan ini ketika melakukan pendekatan, cenderung berpegang pada kebiasaan 'menghalalkan' segala cara.  Misalnya ketika bertemu calon klien, diservis (yang sesungguhnya itu merupakan bentuk sogokkan), dan difasilitasi. Pernahkah hal yang sama diberikan kepada karyawan perusahaan ini. Bukankah kehormatan tersebut layak juga didapatkan oleh staf dan manajemen perusahaan ini?

2. Kaidah business as usual yang cenderung menjadi pegangan juga akhirnya menyebabkan kita dibiarkan saling sikut, saling menjatuhkan walau itu teman sendiri. "

Si Bos terdiam. Ia membayangkan banyak hal terkait ucapan karyawannya barusan. Ia bisa saja marah. Tapi untuk apa?

***

Cerita di atas hanya ilustrasi semata. Namun dalam kenyataannya banyak "keburukan" yang terjadi di sekitar kita dibiarkan karena dianggap biasa. Lama-lama menjadi "nilai" yang mengancam masa depan.

Cara-cara perusahaan tadi sangat tidak bermartabat di depan manusia. Apalagi di depan sang Maha. Dalam konteks ini, maka dibutuhkan sebuah sistem yang di dalamnya ada kuasi integritas. Sistem yang bisa menjadikan seluruh individu dalam lembaga/ perusahaan tersebut mengabdi kepada kebaikan bersama.

Manajemen yang ber-INTEGRITAS tidak akan menjadikan kaidah "menghalalkan segala cara" sebagai SOP. Sebab puncak dari kebahagiaan bekerja dan berusaha adalah kebahagiaan bersama.

Salam INTEGRITAS!

Tantan Hermansah @Inspirasi Tantan

Jika Anda ingin mengetahui kualitas integritas dari karyawan dan staf manajemen serta Tim Anda, hubungi kami. NUN-Integrity adalah satu set alat test dan pelatihan untuk menelaah, memetakan, dan mengupgrade integritas karyawan dan manajemen lembaga / perusahaan Anda.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun