Fahrul Tanjung
Rerumputan berlambai lambai dalam semilir angin mendalam
Menciptakan rasa dalam malam
Menyambut hati yang padam
Berlabuh di lautan senja yang menawan
Melukis rawut wajah terdalam
Lempengan makna dalam hidup tak bertuan
Dalam jiwa mengebu gebu tak karuan
Ku mencoba menuliskan bait sajak tentang alam
Yang kini telah hilang berterbangan
Alam mulai rapuh dalam insan
Oleh tangan manusia tak bertuan
Tak tau jaga alam
Hanya bisa membakar dan merusak ciptaan tuhan
Binatang hutan mati kelaparan
Kita disini ongkang ongkang kaki menghamburkan uang
Di mana hati nurani setiap insan
Tak tergerak kah hati untuk alam
Kebakaran hutan tak tertahankan
Dari pulau Riau sampai Kalimantan
Dasar pencundang
Tak berfikir panjang
Bertindak pakai hawa nafsu setan
Hewan hutan menangis dan marah dengan insan
Paru paru dunia sudah hilang
Negeri tercinta hanya tersisa pecundang
Yang mati terkungkung karena harta yang mendalam
Tinggal nunggu azab dari Tuhan
Pandanglah dunia wahai kawan
Gerak kan hati kita merawat hutan
Kembalikan surga dunia kawan
Mari gerak bersatu padu menjaga hutan
Stop kebarakan hutan
Saat nya melestarikan hutan
Biar fotosintesis berubah seketika
Menjadi indah nan menawan
Melukis kan negara menjadi hutan dunia tak tergantikan
Berjibaku kita kawan
Kobarkan lawan pembakaran hutan
Berakhir manis setiap insan