Mohon tunggu...
KOMENTAR
Hobby

5 Tips Ini Wajib Kamu Ketahui untuk Membuat Tulisan yang Bergizi

12 September 2021   10:37 Diperbarui: 12 September 2021   10:44 73 3
Membuat tulisan non-fiksi sangat berbeda dengan menulis fiksi. Kalau menulis fiksi, penulis bisa langsung mengeksekusi ide yang muncul di kepala menjadi tulisan. Sedangkan kalau menulis non-fiksi, ada proses tahapan yang harus dilalui sebelum ide yang ada dapat dituangkan menjadi suatu tulisan. Diantaranya tahap riset untuk mengumpulkan data dan fakta yang dapat mendukung tema yang dipilih.

Karena prosesnya yang agak panjang, banyak orang yang lebih banyak memilih untuk menulis fiksi. Perbandingannya bahkan bisa mencapai 1 berbanding 10. Walaupun sekarang banyak juga penulis yang mulai menulis genre faksi atau fakta yang digabung dengan fiksi.  

Menulis tulisan non-fiksi yang bergizi itu membutuhkan trik-trik tertentu. Mengapa harus bergizi? Karena seperti makanan, tulisan juga harus mengundang selera. Tulisan yang memiliki cita rasa yang baik, akan mengundang orang untuk membaca tulisannya. Bila kesan pertama sudah menggoda, maka pembaca jadi ketagihan dan fanatik, sehingga akan terus setia menanti karya-karya kita selanjutnya.

Ciri-ciri tulisan yang bergizi itu antara lain, membuat pembaca merasa nyaman dan asyik membaca tulisan kita. Tulisan juga sebaiknya dibuat dalam bahasa yang tidak terlalu berbelit-belit, sehingga mudah dipahami dan tidak membingungkan para pembaca.

Ada lima tips yang dapat dilakukan untuk membuat artikel kita menjadi bergizi dan bermanfaat bagi banyak pembaca.

1. Memiliki unsur 5 W dan 1 H (What, Who, Where, When, Why dan How)
Tulisan yang bergizi, baik fiksi maupun non fiksi, harus selalu mengandung 6 unsur tersebut. Tidak harus berurutan susunannya, namun unsur-unsur yang menjadi rumus dasar itu harus ada.

2. Wajib menggunakan data yang akurat.
Tulisan non fiksi harus mempunyai dasar data dan fakta yang akurat, sehingga tidak mengundang polemik atau perdebatan di masyarakat ketika tulisan tersebut dipublikasikan. Data yang digunakan juga harus sesuai dengan tema yang diangkat. Data dapat berupa foto, hasil wawancara dengan narasumber, referensi pustaka dan foto.

3. Menentukan target pembaca
Hal ini wajib dilakukan, terutama bila menulis buku non-fiksi. Dengan menentukan target pembaca maka akan mempermudah bagi kita untuk menentukan outline (kerangka) dan diksi atau gaya bahasa yang akan kita gunakan dalam tulisan kita. Ini sebagai bagian dari membuat tulisan yang asyik untuk dibaca.

4. Membuat bagian naskah selengkap mungkin
Hal ini wajib kita perhatikan jika kita membuat tulisan yang berbentuk buku. Naskah yang lengkap itu terdiri dari judul, tema, kata pengantar, ucapan terima kasih, naskah lengkap, penutup, daftar pustaka dan biodata penulis. Kata pengantar biasanya menjadi tanggung jawa pihak penerbit dan ditulis oleh seseorang yang memiliki keahlian terkait tema yang lebih mumpuni dari si penulis. Kata pengantar biasanya dapat menjadi bagian dari strategi marketing untuk mengangkat penjualan buku tersebut.

5. Melakukan editing yang sempurna. Bagi penulis pemula, alangkah baiknya  jika tidak melakukan editing pada saat yang bersamaan dengan kita menulis. Mengapa? Karena akan menghambat proses penulisan. Sebaiknya editing dilakukan setelah tulisan selesai dan sifatnya hanya merapikan kesalahan-kesalahan penulisan atau tanda baca yang kurang tepat. Dalam penulisan buku, sebagian besar editing dilakukan oleh editor penerbit. Namun apabila penulis bisa melakukan editing sendiri dapat membantu sebagian tugas editor penerbitan, sehingga bisa lebih cepat selesai.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun