Teruntukmu pemilik pesona Pulau Buru
Matamu adalah telaga danau Rana
Airnya jernih umpama cermin, ingin Beta berkaca
Memoles kata pada hutan-hutan bupolo sahaja
Rambutmu adalah gelombang pantai Jiku Marasa
meliuk-liuk yang ikal pekat buat Beta terjerat ikat.
Menuliskan A untuk menemukanmu dijalan-jalan Siahoni
Sauhmu adalah minyak kayu putih
Menelusup masuk melewati ranum purnama di tengah Batas Kota
Membuat Beta ingin menjadi satu dalam pesona
Lalu biarkan Rana, Jiku Marasa, dan Siahoni.
Menjadi tempat persinggahan adalah
Tubuhmu.
Yang begitu mengikat sampai di jalan-jalan cengkeh dan pala.
Untuk Beta menjadi Pilar.
Sampai pun kata A hanyalah serupa nama
Yang menjelajahi kota Namlea.
Sebab Beta ingin  Retemena Barasehe
Dalam satu tubuh yang sama:
Pesona Pulau Buru
Ambon, 2018 Agustus