Sudah berkali2 kalau belanja di warung ini bila tidak ada kembalian uang receh ( ratusan) maka si penjual akan memberikan permen sebagai ganti uang kembaliannya. Bahkan saat si kurcaci boy yang " bertugas belanja" pun pernah dikasih kembalian permen. Untung dia tidak pernah tertarik untuk memakan permen - permen itu. Jadilah permen - permen yang tak diundang itu menumpuk di atas kulkas sebelum akhirnya menempati tempat sampah.
Sebenarnya bukan nilai nominalnya yang mengusik tapi yang bikin kurang sreg kita seolah - olah dipaksa untuk beli permen,dan permen seakan - akan menjadi alat sah pengganti uang kembalian dengan nominal kecil. Bagi anak - anak yang masih kecil juga bisa menjadikan si anak tertarik untuk makan permen karena sudah " diiming - imingi" oleh permen kembalian tadi.