Kereta prameks sedikit berbeda dengan kereta bisnis lain milik perumka. Rangkaian kereta berwarna dominan kuning terang ini dapat berjalan maju dan mundur dengan mudah. Lokomotifnya berupa ruang sempit yang terletak di gerbong ujung dan pangkal rangkaian. Jadi, ketika sampai di stasiun tujuan terakhir, petugas tidak perlu melepas gerbong lokomotif untuk diletakkan di ujung depan rangkaian. Masinis cukup berpindah tempat ke ruang kendali yang ada di gerbong paling belakang. Selanjutnya, mereka tinggal tancap gas.
Tempat duduknya berupa bangku panjang yang terbuat dari bahan plastik keras dan ditempel di sepanjang sisi gerbong. Model penataan semacam ini menghasilkan lorong cukup longgar. Di lorong itulah penumpang bisa berdiri sambil berpegangan pada batang stainless yang ditanam di langit-langit. Namun banyak pula penumpang yang memilih duduk di lantai lorong. Anda tidak perlu khawatir dengan kebersihan lantainya. Ada petugas kebersihan yang menyapu dan mengepel lantai secara periodik selama perjalanan.
Di beberapa stasiun strategis, prameks berhenti. Pada rute perjalanan dari Solo, kereta api tanpa asap ini singgah di stasiun Balapan, Purwosari, Delanggu, dan Klaten. Memasuki wilayah Yogya, prameks singgah di stasiun Maguwo, Lempuyangan, dan Tugu. Inilah ujung perjalanan prameks rute Solo-Yogya. Dari stasiun Tugu, anda tinggal menyeberang jalan dan langsung bisa menikmati suasana Malioboro. Sementara jika anda ingin berjalan-jalan ke solo, turunlah di stasiun Purwosari. Dari stasiun yang terletak di ujung barat jalan slamet riyadi, anda bisa merasakan nuansa solo sambil berjalan kaki, naik becak, bus kota, atau taksi. Kemudahan dan kenyamanan yang ditawarkan prameks mendorong banyak warga masyarakat memilih moda transportasi ini. Terbukti dari selalu berjubelnya penumpang prameks di setiap akhir pekan (sabtu-minggu).
Bagiku, perjalanan Klaten-Purworejo sekarang menjadi lebih asyik. Ini berkat dibukanya jalur pramek rute kutoarjo-solo. Peresmian jalur ini dilakukan pada maret 2009 setelah rel ganda berhasil dibangun antara stasiun kutoarjo hingga stasiun Tugu. Sambutan masyarakat pun sangat positif. Hal ini tercermin dari meningkatnya animo masyarakat pengguna prameks.
***
Sebelum prameks sampai Kutoarjo, aku terbiasa menggunakan bus umum. Jika berangkat dari Klaten, aku memilih bus Solo-Yogya yang jumlahnya cukup banyak. Satu jam kemudian aku tiba di terminal giwangan. Di sana aku harus pindah ke bus jurusan Purwokerto. Berpindah bus tidak menjamin kita mendapatkan tempat duduk. Acara ini menjadi lebih repot jika aku mengajak pulang istri dan anakku. Dalam bus yang penuh sesak itu aku memerlukan waktu 2 jam perjalanan untuk sampai di Purworejo. Total waktu yang kuperlukan untuk menempuh perjalanan Klaten-Purworejo lebih dari 3 jam.
Alhamdulillah, kini cukup memerlukan waktu 1,5 jam untuk sampai di stasiun Kutoarjo. Ini berkat kereta prameks. Biaya tiket prameks sebesar Rp 18.000,00 menurutku sudah sebanding dengan kemudahan yang kurasakan. Tinggal naik dari stasiun Klaten, tahu-tahu sudah sampai stasiun Kutoarjo. Dari sini aku cukup memilih: naik minibus jurusan Grabag dan turun Kiyangkong di rumah mertua, atau naik minibus jurusan Purworejo dan turun Lugosobo di rumah orang tuaku. Asli, gak terasa capek!