Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

LOVERS vs HATERS

26 Februari 2011   14:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:15 360 0
MotoGP Lovers Indonesia, this’s d place of book lovers, Harry Potter Freaks Indonesia, Taylor Alison Swift Lovers…
Anti Jorge Lorenzo Indonesia, Anti Dani Loser Pedrosa, Miley Cyrus Haters, Anti Afganisme, Anti Pee Wee Gaskins, Anti Masivers…

Berkebalikan banget ya dua kelompok grup diatas. Yang pertama pake embel2 lovers tapi berikutnya menyematkan kata haters. Anggota2nya juga pasti beda jauh. Grup lovers mengidolakan bahkan memuja orang2 yang disebutkan sementara penghuni grup haters (atau biasa disebut juga grup anti) sudah barang tentu membenci orang yang dimaksud dalam grup tersebut.

Di dunia maya, keberadaan dua grup tersebut bukan hal baru lagi. Mulai dari grup di jejaring sosial facebook sampai website pribadi bisa jadi ajang berkumpul para lovers dan haters. Topik yang mereka bicarakan ya biasanya nggak jauh2 dari orang yang namanya tersemat di judul grup. Mungkin beberapa dari kita juga ada yang menjadi member grup semacam itu, entah lovers atau haters.

Grup lovers, dilihat dari namanya aja udah jelas. Para fans berat bahkan fanatik biasanya akan mencari grup lovers idola mereka karena disitulah tempat ngumpul sesama fans, jadi bisa sharing info maupun foto, sambil nyari temen tentunya. Terkadang bahkan mereka merencanakan semacam acara nonton bareng, biasanya di grup pecinta sepakbola.
Berbeda 180derajat dengan grup lovers adalah grup haters. Diliat dari namanya aja udah ga enak, isinya tentu pembenci seseorang atau sesuatu. Mereka berkumpul di grup tersebut untuk menumpahkan rasa nggak suka mereka pada seseorang. Jadi jangan harap akan menemukan kedamaian di grup seperti ini. Perkataan para haters yang cenderung kasar juga menjadi salah satu alasan mengapa grup haters bukan tempat yang tepat untuk mencari ketenangan.

Banyak yang merasa nggak suka pada keberadaan grup haters yang bisa dibilang mengganggu dan bahkan kadang2 meresahkan. Terutama mereka yang idolanya memiliki beberapa grup haters, wah pasti pada kebakaran jenggot. Mulai berpendapat bahwa nggak seharusnya idola mereka dijelek2kan, dan bertanya2 kenapa sih harus ada grup haters seperti itu.

Kalau dilihat dari kacamataku (walau aslinya aku nggak pake kacamata hehe) keberadaan grup haters sama wajarnya dengan grup lovers. Wajar dong kalo seorang publik figur punya pembenci, sama wajarnya seperti kalo mereka punya pecinta. Namanya aja publik figur, tindak-tanduknya diawasi melulu. Baik boroknya diumbar ke media, jadi nggak menutup kemungkinan sisi baiknya dijadikan alasan pembuatan grup lovers sedangkan sisi buruknya menjadi awal kelahiran grup haters. Bisa aja, kan??

Kalau ditanya, apa sih sebenarnya tujuan admin grup haters bikin grup semacam itu? Padahal kan orang yang dibencinya nggak pernah bikin masalah ma dia??
Balik lagi ke masalah selera dan perasaan. Sama seperti cinta yang nggak bisa dipaksakan, rasa benci juga nggak bisa dipaksakan, kan? tujuan seseorang membuat grup haters aku yakin bukan hanya karena seseorang yang dibenci tuh pernah bikin ulah, tapi juga karena rasa benci itu sendiri. Ambil contoh grup Bieber Haters, emang belum tentu Justin bikin enek secara langsung ke admin grup hatersnya, tapi ya karena emang ada yang nggak suka ma Justin. Rasa benci yang tumbuh secara alami, mungkin itu penjelasan yang tepat. Sama kalo kita naksir seseorang tapi nggak bisa jelasin kenapa kita bisa suka ma orang itu, nah begitu pula yang terjadi pada rasa benci di hati pembuat grup haters.

Kembalikan lagi deh ke sifat alami manusia: mencintai dan membenci. Kita bisa bilang suka atau cinta karena pernah merasakan yang sebaliknya yaitu benci. Sama kayak kita bisa bilang Leonardo DiCaprio ganteng karena pernah membandingkannya dengan Didier Drogba yang jelek (maaf kalo ada fans Drogba disini).

Secara teori sih, grup haters emang nggak boleh ada karena itu artinya kita nggak jadi orang ‘baik-baik’. Dan sebagian besar muatan grup tersebut nggak pantes untuk ditampilkan. Sebagai contoh grup Anti Malaysia yang likersnya suka ngewall dengan kata2 kasar. Emang sih itu nggak patut dicontoh, dan secara teori seharusnya kita nggak masuk grup semacam itu.
But hey, that theorilly and we must do practically, right?? Percuma kalo tau teorinya doang tapi prakteknya nggak pernah dilakuin. Menurutku sih asal kita nggak ikut2an ngewall yang nggak pantes, ya sah2 aja.

Apa salah kalo kita ngelike grup haters?? Pertanyaan ini sama dengan apa salah kalo kita ngelike grup lovers?? Nggak boleh ya suka ma seseorang?? Nggak boleh juga benci ma orang?? haha, kayaknya cuman Rasululllah aja deh yang nggak pernah benci siapapun. Manusia di dunia ini pasti pernah nyimpen rasa nggak suka ke orang lain. Dan di zaman serba digital ini, grup haters menjadi salah satu wadah untuk menampung mereka yang nggak suka ma seseorang.

Seandainya kita nggak suka dengan orang2 dalam grup haters karena mereka suka menjelek2kan idola kita, ya kita nggak usah kesana dong. Gampang kan?? buat apa berkumpul ma orang yang benci ma idola kita kalo kita bisa nongkrong bareng sesama fans?? Ibaratnya nih, apa sih pentingnya ngeladenin preman kalo kita bisa milih jalan bareng pacar??
Seperti yang udah aku bilang, grup haters bukan tempat yang ‘aman’. Kalian nggak akan nemu kata2 penyejuk iman di grup haters, yang ada juga cacian, umpatan, kutukan, yah pokoknya kata2 semacam itulah. Sebagai contoh, kalau seorang Manchunian masuk grup MU Haters dijamin disana dia bakal jadi bulan2an karena semua anggotanya benci klub sepakbola kesayangannya. Percuma kalo Menchunian tsb membela klub favoritnya karena para haters disana selalu nggak mau kalah untuk menujukkan kelemahan klub yang dibencinya. Dan kalau sampai ada fans seseorang yang masuk grup haters idolanya sendiri (misal kayak gitu tadi, Manchunian masuk grup MU Haters) ketauan banget begonya. Uda tau sarang singa kok dimasukin aja???

Ngerasa nggak kuat iman untuk ngelawan para pembenci di grup haters, masuk aja grup lovers. Dijamin nggak ada caci maki disana, yang ada juga idolanya bakal disanjung2 mulu. Disana juga kita bisa dengan bebas menujukkan rasa cinta pada idola kita. Enak, kan?? ngapain join grup haters kalo kita bisa gabung sesama pecinta di grup lovers???
Tapi sekedar saran aja nih, biasanya anggota grup lovers sudah masuk kategori fanatik dimana mereka begitu mendewakan idolanya dan menganggap idolanya itu tanpa cela. Hati2, salah ngomong dikit bisa2 jadi salah paham dan pertengkaran. Mendingan ngewall yang biasa aja dan kalo pengen ngomong tentang kelemahan idola jangan deh di grup lovers, jadiin note atau update status aja. aku bisa ngomong gini karena pernah berantem sesama Pedrosistas di grup Dani Pedrosa Indonesia Community.

Terakhir, tujuanku menulis note ini bukan untuk mengatakan tidak pada grup haters karena aku juga pernah ngelike grup itu, tapi bukan pula sebagai pembelaan diri terhadap keberadaan kelompok pembenci. Just a point of view, hanya pandangan pribadiku untuk sesuatu. Pendapat ajah, hehe. Kalo ada yang nggak suka ma note ini ya silahkan, suka2 loe =p , negara kita menjamin kebebasan berpendapat kok!!

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun