Guratan wajah sendu begitu tampak di wajah pak Bambang. Gelayut kesedihan bak mendung berarak sebelum basah hujan. Ruangan itu telah sepi kini. Empat bulan lebih lelaki yang pernah dielu-elukan namanya di seantero negeri itu setia mendampingi perempuan pujaan hatinya. Tegar jiwanya menerima tempa cobaan yang harus dihadapi sang Permaisuri. Hingga rencana dan cita-cita mulia konon telah disusun sedemikian rupa ketika saatnya nanti Sang Istri tercinta pulang.
KEMBALI KE ARTIKEL