Dion keluar dari dapur melewati tv di ruang tengah setelah selesai sarapan. "Haih, lagi-lagi berita ini. Gak cuma artis, ternyata kebakaran bisa naik daun juga."
Tik! Dion mematikan tv usang nan bising itu karena sinyalnya yang tidak pernah bagus. Jam dinding terus berdenting menunjukan pukul 6.15 pagi.
"Dika! Cepet  makan sarapanmu atau aku tinggal!" seru Dion yang duduk di teras untuk memakai sepatunya.
"Iya bawel!" Dika, adiknya yang dua tahun lebih muda, buru-buru turun dari kamarnya di lantai atas menuju meja makan, menggigit sebuah roti lapis lalu membawanya ke teras. Setelah Dika keluar, Dion mengunci rumah dan baru saja akan keluar pekarangan ketika ia melihat adiknya yang sibuk mengunyah sarapan. Lebih tepatnya ke kaki Dika. "Ekhem," Dion terbatuk sengaja.