Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Primitive Love 3 (part 2)

26 Desember 2011   00:54 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:45 126 0
Acara berlangsung lumayan lama, hingga hampir jam 10 malam. Acara formalnya sih Cuma 1 jam-an, sisanya ramah tamah, cerita sana sini, ngalor ngidul, tentang pengalaman hidup dan belajar di luar kota, tentang kehidupan kampus, tentang nostalgia masa sekolah, dan satu yang tak terlewatkan, kisah cinta dan asmara, he...

Satu persatu teman teman pulang, tinggal aku, irma, tio dan nano untuk beres beres tempat. Ali sudah pulang bareng bayu, 2 sepupu ini ada acara keluarga katanya.

“Tampaknya kita akan kebagian pulang paling malem ton”, ujar irma dengan suara merdunya.

“Yaah, mau gak  mau harus mau ma, panitia …” sambutku sok pasrah. Tapi itu Cuma untuk ngayem ayemi irma aja, batinku girang sebenarnya, kapan lagi bisa sedekat ini dengan irma, he..

“Eh, ntar aku dianterin pulang ya ton! sudah malem nih!” pinta irma dengan nada merajuk.

“gak berani pulang sendiri pho? Udah gedhe kok masih ninta dianterin!”, candaku, dengan wajah sok jual mahal.

“kalau ada apa apa denganku gimana? Kamu yang tanggung jawab yoo, kan kemarin kamu yang minta ijin ma ibu”, jawab irma merajuk.

“kalau pulang ma aku memangnya dirimu gak takut pho kalau tak apaapain ntar”, sambarku dengan senyum tentunya, biar tidak kelihatan penjahatnya,he..

Emang kamu berani?”, tantang irma. Belum sempat kujawab, irma dah nrocos lagi,

“Niiiihhh…..” tambah irma sambil mengepalkan tangan ke arahku. Tapi semnyumnya tak terlepas dari mukanya, tanda kalau dia bercanda.

“iya iya, ntar tak anter pulang, apa sih yang enggak buat neng irma..”godaku. tak lupa kutambah dengan senyum tipis dan sedikit kerlingan mata kiriku.  cyaaaa....

“Aaawwww…” spontan itu yang keluar dari mulutku. Sebuah cubitan mendarat di lengan atas tangan kiriku. Reflek, kuusap usap lenganku karena kesakitan.

“mau lagi? Heh…”, tantang irma sambil kedua tangannya mencoba menyerang bertubi tubi dengan cubitan cubitan mautnya. Aku hanya bisa menghidar semampunya, berlagak seorang karateka menahan serangan lawan, tangkis kanan kiri sekenanya.

“iya..iya,eh enggak enggak..”, ucapku sambil tetap bertahan dari serangan bertubi tubi cubitan mautnya irma. Makin hebat saja serangannya rupanya.

“Mimpi apa aku kemarin, bisa lihat senyuman lebar irma, maniiiis sekali pula”   batinku girang. Seumur umur baru kali ini aku lihat senyuman lebar irma. Senyum dengan bibir sensasional, tidak tipis tidak tebal, warna alami merah muda, saat ditarik ke belakang maka trlihat susunan gigi putihnya, rapi, menambah jelas inner beautynya memancar.

“ini hari keberuntunganku tampaknya”, batinku lagi.

Si tio dan nano yang sedari tadi asik beres beres sambil cerita berdua, terpecah konsentrasinya oleh ulah canda kami berdua. Dan akirnya…

“ihiiir…ehheemmmmm…”, goda mereka berdua kompak. Aku dan irma kemudian tenang kembali tak bertingkah, hanya saling pandang, dan saling memberikan senyuman tipis. Napas kami putus putus kelelahan. Irma merona kedua pipinya menahan malu, aku Cuma bisa garuk garuk kepala yang sebenarnya tidak gatal, grogi.. Dan akhirnya sebuah cubitan mendarat keras di pinggangku (tapi mesra, hihi.). Dan…

“aaawww..aww..aaaww….”, rontaku pelan hampir tak bersuara, hanya gerakan bibir saja. Karena malumalu ada tio dan nano. Sebuah senyuman khas kembali diberikan irma, kali ini ekspresinya gemas, dengan menggigit bibir bawahnya dengan gigi seri atasnya.

“mau lagi..?” ucap irma setengah berbisik, dan didekatkannya mulutnya ke telingaku,.

“Ooowwwwhhh, beruntungnya aku malam ini, rasanya ingin terbang saja (bahasa iklan banget)”, batinku kembali girang.

***

Tak brapa llama akirnya kelar juga beres beresnya. Kami pulang jalan kaki berempat beriringan. Masing masing nenteng bungkusan plastik. Isinya tentu saja snack, ashobah. Dari pada mubadzir, mending kita bawa pulang. Rejekinya jadi panitia. Di gerbang sekolah kebetulan kami ktemu dengan pak Rus, si penjaga malam.

Pulang dlu pak”, sapaku

“dah kelar ton?”jawab pak rus. Aku memang sudah biasa akrab dengan pak rus, dia tetangga rumah.

“kalau yang disekolah ini sudah beres pak, masih ada satu yang belum beres!”’ balasku.

“ini…nganter putri solo satu ni, minta dikawal mpe rumah katanya,he..”, sebuah serangan mendadak kembali dilancarkan irma, kali ini cubitan manja mendarat di pinggang kananku. Aku Cuma bias meringis, senyum. Ledekanku sukses.

“waah, mbak irma kudu hati hati dan waspada ntar di jalan, yang namanya toni ini kalau malem suka usil, suka mencuri!!”, kata pak rus. berempat melongo semua, kaget.

“yang bener pak?”, seletuk tio.

“iya, paling pinter mencuri dia”.

“mencuri hati wanita”, lanjut pak rus dengan suara setengah brbisik.

“hhyaaahh”, sautku. batinku girang.

“ihiiiirrrr”, saut tio dan nano kompak, tertawa.

Irma senyum senyum saja, setuju mungkin, atau mungkin ini sebuah tanda untuku.

“kalau dikasih sukarela, gak perlu dicuri dong pak”, imbuh irma.

“hyaaaaah…”, aku, tio dan nano, ketawa lepas. Makin girang saja batinku ini. Rupanya irma bisa ngimbangi banyolan pak rus.

“udah pak ah, udah malem, keburu jadi pencuri beneran ntar”, balasku gak mau kalah.

“makasih pak ya, dah boleh ngrepotin”, lanjutku.

Ooiya, ini pak, sedikit ashobah tadi, daripada mubadzir, snacknya anak anak tadi”, sambil kusodorkan bungkusan plastic ke  pak rus.

“sama sama juga ton, makasih juga yoo, apaan ih isinya? Kelihatannya enak nih..”, balas pak rus.

“mari pak”…”duluan  pak”,…makasih pak…”, aku, tio dan irma pamit.

Ya..ya…hati hati ya, sudah malem! Kalau jalan lihat depan, gak usah tengak tengok ke belakang!”, pak rus menimpali.

Memangnya kenapa pak kalo nengok ke belakang?”, Tanya nano seius.

“ yaa  kalau jalan liat belakang, ksandung, jatuh, sakit kan”,jawab pak rus.

kita2 hanya terkekeh, ngikut lelucon dari pak rus.

“eh ton, kalau dah dapet barang curiannya, kabar kabar ya!!”, canda pak rus, berempat gerrr smua.

Kulihat ekspresi wajah irma yang hanya senyum tipis, polos, denga wajah sedjuk, sumringah pula.

Rumahku hanya sekitar 2 km dari sekolahku dulu, dan rumah irma lebih dekat lagi, sejalan lah kalau pulang. Dulu saat pulang sekolah kami sering jalan bersama. Awalnya aku belum punya keberanian untuk deket irma. Hanya berani berjalan dibelakang irma dan teman temannya, chicken banget lah pokoknya. Mana irmanya jutek abis kalau di kelas. Tapi itu tak berlangsung lama. Kami mulai dekat dimulai ketika kami satu kelompok dalam tugas mata pelajaran PKK.  Mau tidak mau kami jadi dekat. Paling berkesan saat dapat tugas PKK dengan tema kerajinan tangan yang bisa dijual. Kelompok kita paling keren, paling bagus hasilnya, kata bu guru begitu.

Waktu itu Kita buat alat makan lengkap dari kayu sisa dan bathok kelapa. Piring kita buat dari kayu sisa mebel, kita bentuk lingkaran trus kita haluskan, mangkuknya dari batok kelapa, gelas kita buat dari bambu kuning, dan sumpit dari bambu tentunya. Karena kesulitan buat sendok garpu, kita buat sumpit aja. Dan yang terakir, kita buat nampan untuk meletakkan semua alat makan kita. Nampan kita buat dari kayu sisa, trus kita bentuk, seratnya kita perjelas. Yang bikin kita2 bangga adalah kerajinan kita masih tersimpan rapi, dipajang di almari piala di ruang kepala sekolah. Jadi satu dengan piala piala.

Karena kita yang rumahnya paling deket, maka kelompok kita seringnya ngumpul di rumahku atau di rumahnya irma. Dari seringnya bersama itulah aku jadi tidak canggung lagi deket ma irma. Cuek abis, bahkan aku sering kok makan siang dirumah nya irma. Masakanya ibunya irma te o pe be ge te, sedep banget, apalagi sayur beningnya, wuiiiihhh…seger, harum, hangat di tenggorokan, bikin ketagihan vokoknya. Itu dulu, sewaktu SMP. Setelah SMA aku semakin jarang main ke rumahnya, apalagi setelah masuk bangku kuliah. Aku kuliah di jogja, irma kuliah di solo. Awal awal kami kuliah aku masih sering ketemu irma, kadang di setasiun, kadang juga di kereta. Tapi beberapa tahun belakangan ini aku jarang ketemu dia, sibuk dengan kuliah masing2 mungkin.

(wooooiiiii……flashbacknya kepanjangan……)

***

Kebetulan malam ini malam minggu, jadi jalur pulang kita masih ramai banyak orang lalu lalang, apalagi di alun2 kota, jam 10 lebih masih banyak orang malem mingguan. tobe continues..

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun